Mohon tunggu...
Arayu
Arayu Mohon Tunggu... Lainnya - writer

Dare to dream and reach it!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Iseng

21 September 2020   11:00 Diperbarui: 21 September 2020   11:11 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rio ternyata menepati janjinya untuk datang ke rumah. Dia membawa serta kedua orangtuanya dan untuk pertama kalinya saya bertemu dan berkenalan dengan orangtuanya. Rio datang jum'at sore dan akan pulang Minggu pagi ke Jakarta. Ibu dan bapaknya Rio sangat ramah terhadap saya, bapaknya seorang yang sangat humoris dan pandai mencairkan suasana. 

Pembicaraan menjadi serius ketika mama menanyakan kapan Rio mau menikahi saya. "Kita pilih bulan dulu aja ya pak, bu. Bagaimana kalau Agustus setelah lebaran?" Lanjut mama. Pernyataan mama makin membuat jantung serasa mau lompat dari tempatnya. Bagaimana mungkin saya menikahi laki-laki yang baru beberapa bulan saya kenal? Saya merasa belum mengenal dia apalagi mencintainya. Pikiran saya melanglang buana mencari cara agar pernikahan ini diundur sampai saya merasa siap.

Kala itu Mei 2019, pemilihan bulan pernikahan yang terlalu cepat buat saya. Bagaimanapun juga saya memang harus menikah, tapi tidak dalam tiga bulan, tidak secepat ini juga. 

Mendadak pikiran saya diliputi rasa takut yang teramat sangat. Betul, saya harus bagaimana? Apa yang harus saya lakukan agar setidaknya ada jeda waktu untuk saya berfikir jernih. Kata orang pernikahan itu hal yang membahagiakan tapi kenapa pernikahan menjadi hal yang paling menakutkan buat saya? Saya menarik nafas panjang, mencoba tetap tenang dan tersenyum dihadapan semua orang.

"Tenang, Yu, semua pasti bakalan baik-baik aja" ucap saya dalam hati. Kalimat itu saya ulang berpuluh-puluh kali hingga saya merasa tenang. 

Saya mulai memikirkan semua orang yang terlihat bahagia dan lega mendengar keputusan bulan pernikahan, rasanya tidak tega menghancurkan hati mereka semua jika saya mengatakan tidak setuju dengan pernikahan ini. Dan lagi siapa yang iseng menantang Rio untuk datang? Saya. Jadi mungkin ini memang sudah konsekuensinya.

Tiga bulan waktu yang singkat untuk mempersiapkan pernikahan. Hampir semua tanggal di beberapa gedung pilihan kami penuh. Banyak pasangan yang akan menikah setelah lebaran. Satu gedung di dekat rumah saya yang banyak dipakai jika ada acara-acara besar juga hampir penuh. Hanya ada satu tanggal yang kosong, di tanggal itulah akhirnya kami menetapkan tanggal pernikahan. 

Selanjutnya saya juga harus secepat mungkin untuk mencari vendor-vendor pernikahan. Semua orang sibuk mempersiapkan acara tersebut. Di saat seperti ini saya harus pintar mengambil inisiatif karena kemungkinannya tidak akan ada yang mampu mengurus acara besar ini mengingat ibu saya yang sangat sibuk dengan pekerjaannya, saya juga harus kembali ke Semarang. Jadi kami memutuskan untuk memakai jasa wedding organizer saja.

Proses persiapan pernikahan ini amat sangat melelahkan dan penuh drama. Sejujurnya saya tidak mau pesta megah di gedung besar. Saya malah inginnya menikah di kantor KUA saja daripada menghambur-hamburkan uang untuk acara sehari. Tapi mana mungkin hal 'gila' itu disetujui. 

Persiapan pernikahan ini membuat saya semakin mengenal siapa Rio. Entah harus bersyukur atau tidak karena Rio menyerahkan semuanya kepada saya. Tidak ada perdebatan mengenai konsep pernikahan, baju yang akan dipakai, adat apa, siapa MUA yang akan dipakai, makanan apa saja yang akan disajikan, walaupun WO sudah menyiapkan list vendor yang bisa mengisi semua itu. saya seharusnya tinggal duduk dan menyerahkannya kepada WO. 

Kenyataannya, saya sama sekali tidak punya konsep pernikahan, masih bingung memilih vendor mana yang mau dipakai. Bahkan mendekati hari pernikahan saja saya tidak sempat food test. Untungnya acara pernikahan saya dan Rio berjalan lancar tanpa ada hambatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun