Dusun Kreyo, Desa Gedong, Kendal (12/07/2025) - Pendampingan dan Penyampaian Informasi Mengenai Budidaya Tambak Ikan Lele untuk meningkatkan pengetahuan pembudidaya di Dusun Kreyo, Desa Gedong. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKNT - 21) dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro telah melaksanakan salah satu program KKN berupa kegiatan sosial masyarakat yang dimana program ini akan menjelaskan mengenai upaya peningkatan edukasi budidaya tambak ikan lele. Adapun tujuan dari keberjalanan program sosial masyarakat ini untuk memberikan pengetahuan edukasi manajemen pemberian pakan, pemeliharaan ikan, serta pengelolaan limbah budidaya tambak ikan lele agar usaha budidaya menjadi lebih ramah lingkungan.Â
Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis usaha perikanan yang memiliki nilai potensi ekonomi yang tinggi. Ikan lele merupakan jenis ikan air tawar yang mudah untuk dibudidayakan dengan cara ramah lingkungan, cepat tumbuh, dan memiliki nilai jual di pasaran yang tinggi serta luas.Â
Langkah awal untuk memulai suatu usaha mengenai budidaya tambak ikan lele dapat dimulai dengan persiapan dan pembersihan tambak dengan di tambahkannya filter air untuk menyerap buangan metabolisme, sisa makanan, dan residu organik lainnya yang dapat menurunkan kualitas air dalam pemeliharan ikan lele, serta dengan adanya filter air juga dapat digunakan untuk menetralkan senyawa amonia. Untuk mengukur kualitas air dapat menggunakan pH meter atau pH Indikator berupa kertas lakmus, thermometer, dan DO meter. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dapat diberikan sebagai suplemen untuk memberikan manfaat bagi kesehatan ikan yang dibudidayakan. Jenis probiotik yang bisa digunakan untuk budidaya ikan lele yaitu jenis EM-4 yang dimana saat pemberian probiotik harus disesuaikan dengan dosis yaitu jika kolam ikan lele baru maka diberikan 1 ml/liter EM-4 per kolam. Untuk menjaga kualitas air kolam, maka probiotik dapat diberikan sebanyak 1 - 3 ml/liter air dapat berikan setiap hari, serta probiotik juga dapat dicampurkan dengan pakan ikan lele yaitu sebanyak 10 ml/kg pakan.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Sari Listyorini, S.Sos, M.AB, juga ikut menyampaikan pendapat bahwa "Program edukasi pembudidayaan tambak ikan lele ini bukan hanya sekedar pelatihan dan pendampingan saja, akan tetapi dapat menjadi peluang usaha di masa yang akan datang. Dengan adanya program sosial masyarakat ini, kami mengharapkan jika masyarakat dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dengan mempraktikan teknik budidaya yang tepat mulai dari pemilihan benih, pengelolaan kualitas air, pemberian pakan yang seimbang, hingga penggunaan dan pemberian probiotik untuk menjaga kesehatan budidaya dan lingkungan tambak."
Hal ini selaras dengan harapan yang diberikan oleh pemilik tambak ikan lele, Ibu Kasinem dan Bapak Bahri "Dari penyampaian program sosial masyarakat tentang budidaya tambak ikan lele ini sudah sangat jelas dan kami berharap dari adanya program ini bisa dapat membantu mengembangkan nilai penjualan ikan lele lebih banyak peminatnya seperti ke rumah makan, kantin, serta cathering yang ada di daerah sini (Kendal) ataupun diluar Kendal."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI