Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Museum Pos Indonesia: Mesin Waktu dalam Gedung Heritage Berusia Seabad Lebih

29 September 2025   19:45 Diperbarui: 30 September 2025   16:09 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rencana awal Gedung Sate, dirancang memiliki 2 sayap yang simetris (Dokumentasi Pribadi)

"Ke Museum Pos Indonesia, ya, Pak," kata saya pada driver ojek online yang motornya baru berhenti itu.
"Ini teh yang di dekat Gedung Sate ya, Neng?" tanyanya memastikan.
"Iya, Pak," sahut saya sambil naik ke boncengan sembari memasang helm.

Tidak sampai setengah jam, saya pun tiba di depan gedung heritage megah bercat putih itu. Sempat dikenal sebagai Gedung Pos Telepon dan Telegraf (PTT), gedung seluas 705 m persegi tersebut secara teknis terbagi menjadi 3, yakni: Gedung Pos Indonesia (PosIND) di bagian tengah, Museum Pos Indonesia di sisi kiri, dan kantor Telkom di sisi kanan. Lokasinya sangat strategis, tepatnya di sayap timur Gedung Sate yang menjadi landmark Kota Bandung.

Begitu menjejak kaki di halaman sekaligus area parkir, saya langsung dibuat terpana oleh pilar-pilar gedung yang berdiri kokoh bak pengawal kerajaan. Jendela lebar berbingkai kayu kecokelatan yang berderet rapi seperti tersenyum berucap selamat pagi. 

Atapnya berbentuk seperti pelana raksasa dengan sentuhan simetris yang memanjakan mata. Detail ornamennya tak terlalu rumit, namun malah tampak elegan tanpa meninggalkan ciri khas arsitektur kolonial yang sudah berusia seabad lebih.

Desain fasad dan arsitektur Museum Pos Indonesia (Dokumentasi Pribadi)
Desain fasad dan arsitektur Museum Pos Indonesia (Dokumentasi Pribadi)

Senin (22/9) hari itu, saya dan empat rekan Kompasianer Bandung pun bersiap mengeksplor jejak masa lalu. Tak sabar ingin berjumpa surat, cerita, dan harapan lintas zaman yang masih tersimpan apik dalam dinding Museum Pos Indonesia.

Seabad Lebih Gedung PTT : Sejarah, Warisan, dan Bukti Konsistensi

"Gedung ini dibangun di era kolonial Belanda. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 27 Juli 1920. Namun baru difungsikan beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1931 sebagai Hoofdbureau Post Telegraaf en Telefoon--Kantor Pusat Pos, Telegraf, dan Telepon," kata Heri Nugrahanto yang saya dan rekan-rekan Kompasianer Bandung temui di salah satu ruangan.

Panorama Gedung Pos Indonesia dan Museum Pos Indonesia (Dokumentasi Pribadi)
Panorama Gedung Pos Indonesia dan Museum Pos Indonesia (Dokumentasi Pribadi)

Heri Nugrahanto selaku VP Corporate Communication PosIND didampingi Manajer Public Relations, Andi Bintang dan Kurator Museum, Zamzam Zamakhsyary Arrazby bergantian berkisah tentang sejarah gedung heritage yang sekarang sudah berusia 105 tahun tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun