Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Logistik Terlambat, Baru Nyoblos Jelang Asar

17 April 2019   20:51 Diperbarui: 17 April 2019   23:45 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10.00 WIB, TPS 18 masih sepi

Sutar menjelaskan pada warga * dokpri
Sutar menjelaskan pada warga * dokpri

Dalam kesempatan tersebut, Sutar juga menyampaikan permintaan maaf ke warga dan menjamin hak-hak warga untuk tetap bisa memberikan hak suaranya hingga pukul 16.00 WIB.

Meski logistik sudah sampai dan TPS resmi dibuka, pemungutan suara rupanya masih belum bisa langsung dilaksanakan. Panitia masih perlu melaksanakan sumpah jabatan, memeriksa kelengkapan logistik, menghitung surat suara, dan sebagainya. 

Jelang tengah hari, warga baru bisa menunaikan hak pilihnya. Sayangnya, saya dan mama masih harus bersabar. Panitia memang masih mengutamakan mereka yang memegang undangan C6.

Pukul 14.30, saya makin gelisah karena masih belum diperkenankan mendaftar. Saya berniat menunggu hingga pukul 15.00, satu jam sebelum waktu pemungutan suara berakhir. Namun sampai saat itu, rupanya antrean warga masih sangat panjang.

Punya firasat tidak enak dengan TPS 18 ini, saya pun berinisiatif mengajak mama ke TPS satu lagi (TPS 17). Siapa tahu di sana lebih "ramah" terhadap warga tanpa C6. 


Sampai di TPS 17, sebagian besar panitia sedang beristirahat dan makan. Namun saya dan mama diberitahu bisa memilih, dengan terlebih menyerahkan fotocopy KTP. Saya pun pergi ke tempat fotocopy... dan syukurlah. Di dusun penuh kebun sawit dan karet ini, masih bisa menemukan tempat fotokopi.

Kembali ke TPS, saya pun mengantre. Tidak terlalu banyak lagi warga yang antre, karena di TPS ini, tersedia 7 bilik suara sekaligus (di TPS 18 hanya ada 4 bilik).. 

Saya tidak tahu aturan resmi KPU bagaimana, tapi jumlah bilik suara yang banyak ini benar-benar efektif mengurangi durasi antrean. Mengingat dusun kami benar-benar sudah terlambat dalam melaksanakan pemungutan suara.

Betapa leganya saya ketika akhirnya mencelupkan kelingking ke tinta. Akhirnyaaaa..., tunai sudah hak sebagai warga negara bersamaan dengan adzan Asar yang berkumandang di kejauhan.

Biar terlambat (karena hasil quick count bahkan sudah diumumkan)
Biar bedak dan lipstik sudah lenyap tak bersisa.
Biar lelah dan ngantuk tak tertahan.
Biar sempat galau luar biasa karena takut tak bisa memberikan hak pilih ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun