Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mendamba Jogja

22 Oktober 2018   04:05 Diperbarui: 22 Oktober 2018   04:28 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendamba Jogja | panduanwisata.id

Pernah jatuh cinta pada sesuatu yang belum pernah dijumpai sebelumnya? 

Saya pernah. Dan sedang merasa seperti itu sekarang. Saya jatuh cinta pada Yogyakarta, padahal belum pernah satu kali pun menginjakkan kaki di sana. 

Yogyakarta, entah bagaimana selalu terdengar magis di telinga saya yang sudah 27 tahun hanya bisa menggelinding di Sumatera. Yogyakarta jelas punya "guna-guna", yang membuat saya tak henti memujanya diam-diam. 

Saya bahkan tidak ingat, apa yang membuat jatuh cinta sedemikian rupa. Entah keistimewaan adat istiadat budayanya yang sudah menghias buku-buku pelajaran saya sejak SD. Entah foto-foto atau video pesona alamnya yang hampir tiap hari singgah di akun media sosial saya.

Entah kisah-kisah unik di setiap sudutnya yang sering terperangkap dalam novel-novel yang saya baca. Entah karena dongeng orang-orang terkasih yang tak pernah dikecewakan Jogja saat ke sana ..., atau malah cuma terpesona dengan baris-baris lirik lagu milik Kla Project yang dinyanyikan Katon Bagaskara. 

Mencintai Yogyakarta itu seperti memikat merpati. Gampang, tapi susah. Sudah tak terhitung saya berencana mengunjungi Jogja, dari masih zaman sekolah menengah belasan tahun lalu. Bahkan setelah bekerja pun, hasrat itu belum lagi padam. Tapi memang Tuhan belum izinkan, semua rencana itu hanya menyublim begitu saja dengan berbagai macam faktor penghambatnya. 

Meski begitu, mimpi memeluk Jogja tetap saya rawat sebaik-baiknya. Saya pupuk hati saya untuk tidak menyerah pada cinta yang kadung mengakar ini.

 Sampai, akhirnya ... penantian puluhan tahun itu punya jawabnya juga. Sabtu, 27 Oktober mendatang ..., saya berencana terbang ke Jogja. Ya, saya akhirnya bisa ke sana, tentu jika Yang Maha Kuasa itu tidak mendadak iseng dan menarik kembali izinNya di detik-detik terakhir. 

Saat ditanya untuk berapa lama? Saya tidak tahu. 

Saat ditanya mau kemana kalau nanti sudah sampai Jogja? Saya juga tidak tahu. Pantai jelas jadi prioritas, sudah 3 tahun saya tidak melihat pantai. Tapi sisanya, saya akan biarkan Jogja sendiri yang menuntun harus kemana ....

 Saat ditanya ingin bertemu siapa di Jogja? Lagi-lagi saya tidak tahu. Tapi saya percaya, Jogja akan mempertemukan saya dengan manusia-manusia baik yang akan menjadi teman, bahkan saudara saya di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun