Mohon tunggu...
Arai Jember
Arai Jember Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Katakan Dengan Tulisan Jika Tak Sanggup Berlisan

Menulis itu investasi. Setiap kebenaran tulisan adalah tanaman kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Cinta dan Pembelaan

15 Juli 2022   10:56 Diperbarui: 15 Juli 2022   11:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Cinta punya seribu makna. Cinta mewujud dalam aneka rupa perbuatan yang kadang di luar logika. Karena alasan cinta, seseorang bisa berbuat apapun demi kebaikan kepada yang dicintai. 

Karena cinta, akan ada sikap rela berkorban demi yang dicintai. Bahkan karena cinta sesuatu yang menyenangkan rela ditukar dengan kepayahan demi kerelaan pemilik cinta.

Setiap orang punya cinta, namun sebagai agama sempurna Islam pun mengatur agar cinta tepat sesuai sasarannya. Islam mengatur penyaluran rasa cinta sesuai porsinya. Jika berkaitan dengan keyakinan, cinta kepada Allah dan Rasulullah diutamakan. Jika berkaitan dengan naluri seksualitas, pernikahan disediakan sebagai jalan halalnya. Jika berkaitan dengan kemanusiaan, aspek saling tolong menolong dan menasehati kebaikan dijadikan wadahnya.

Di antara sekian macam cinta, Islam menempatkan cinta pada Allah dan Rasulullah di prioritas pertama dan kedua dibandingkan lainnya (lihat QS. At-Taubah ayat 24). Dalam hadits pun disebutkan Dari Anas, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka." (H.R. Bukhari Muslim)

Cinta kepada Allah ditunjukkan dengan ketaatan terhadap perintah dan laranganNya. Cinta pada Nabi Muhammad ditunjukkan dengan mengamalkan ajaran yang beliau bawa, tanpa dipilih mana yang disukai mana yang tidak. 

Termasuk wujud dari cinta kepada Nabi Muhammad adalah aksi umat Islam melakukan pembelaan kepada beliau ketika terang-terangan ada yang melecehkan, sebagaimana penghinaan dari salah satu elit partai di negeri Bollywood. Sebab tidak lah disebut cinta bila membiarkan Nabi Muhammad dihina atau direndahkan, apapun modelnya.

Penghinaan pada Nabi Muhammad bukan sekali dua kali. Bukan hanya di satu tempat. Namun siapakah yang membela jika bukan dari umat Islam sendiri? Adakah yang memberikan efek jera layaknya ganjaran bagi rencana pementasan bernuansa penghinaan terhadap Nabi di masa Turki Utsmani dahulu?

Tanpa adanya kekuasaan yang benar-benar berpihak pada Islam dan umatnya, berbagai model penghinaan pada Nabi Muhammad tak pasti hilangnya. Bahkan dengan berlindung dibalik kebebasan, seolah penghinaan kepada Nabi atau simbol keislaman lainnya bukanlah soalan besar. Karena dianggap orang memiliki kebebasan berpendapat dan mengekspresikan kebebasannya dengan cara apapun, tak terkecuali penghinaan.

Padahal bukankah penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dipandang sebagai penghinaan terhadap keseluruhan nabi dan rasul? Apakah itu tidak dianggap sebagai pembangkangan terhadap risalah ketuhanan yang dibawa oleh para nabi? Karena dalam pandangan Islam tidaklah membeda-bedakan para nabi dan rasul (lihat QS. Al-Baqarah: 285).

Seseorang lazimnya tidak suka jika identitas kehormatannya direndahkan. Begitu pula dengan umat Islam, tentu tidak rela bila Nabi yang merupakan sosok penting dalam keyakinan dihinakan. Sehingga sebagai wujud kecintaan dan pembuktian iman, maka membela adalah pilihan. 

Terlebih membela merupakan salah satu cara menjaga kemuliaan. "Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Alquran), mereka itulah orang-orang beruntung." (TQS Al-A`raf: 157).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun