Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Saat ini dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta di tunjuk sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Elizabeth Quay (Perth) dan Pantai Kenjeran (Surabaya), Dua Ikon Kota yang Serupa tapi Tak Sama

3 Oktober 2017   04:29 Diperbarui: 3 Oktober 2017   05:21 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba temukan persamaan dan perbedaan dua foto berikut 

Tiap tiap pasti memiliki ikon atau tetenger sendiri sendiri. Konon kabarnya Kota Perth menjadikan Swan Bell Tower sebagai ikon kotanya, tapi itu dulu! Kini Perth memiliki Icon Kota baru yang mereka beri nama Elizabeth Quay. Sebuah lokasi di dekatnya Swan Bell Tower yang dibangunkan dermaga ferry dengan Jembatan Ovalnya dengan semacam pulau buatan di tengahnya menjadikan jembatan ini indah dipandang mata.

Kota Surabaya bagaimana? apakah Ikon kota buaya ini? Tugu pahlawan? Jembatan Surabaya? Banyak sih Ikon kota Surabaya (katanya). Coba Ambil saja Jembatan Surabaya di daerah Bulak yang menjadi penghubung dua sisi semenanjung di Kelurahan Bulak kecamatan Kenjeran ini. Secara konstruksi dan bentuk kayaknya 11, 12 dengan jembatan ovalnya Elizabeth Quay di Perth. Jembatan Surabaya ini juga dilengkapai dengan airmancur menari warna warni yang hanya nyala seminggu sekali pada sabtu malam hari. Jembatan Surabaya ini melingkari Taman Ria kenjeran (Pantai kenjeran lama), sebuah areal wisata lokal di Surabaya.

Sekilas bagi mereka yang pernah bermukim di Perth dan Surabaya bila membandingkan dua lokasi ini (jembatan oval Elizabeth Quay dan Jembatan Surabaya) pasti bisa melihat persamaan diantara keduanya. Apalagi Jawa Timur dengan ibu kota Surabaya dan Western Australia dengan ibu kota Perth adalah "province sister" maka banyangan kemiripan seharusnya dikembangkan. Cuman yang membedakan adalah satu tertata yang satu butuh sentuhan nyata.

Membandingkan dua obyek ikon kota di dua kota berbeda ini memang bisa melihat perbedaan perencanaan pembangunan di dua lokasi yang berbeda. Kendala atau constrain yang dihadapi dan bagaimana pemangku kebijakan menyikapi. Namun demikian muncul pertanyaan "wahai warga Surabaya dan pembuat kebijakan di Surabaya, Opo ndak pengen awakmu punya ikon kota kayal Elizabeth Quay di Perth, padahal awakmu sudah punya modal dasar Jembatan Surabaya?"

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun