Mohon tunggu...
Aqila Fathinah Yumna
Aqila Fathinah Yumna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Rekayasa Nanoteknologi Universitas Airlangga tahun 2023

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemanfaatan Teknologi Nanosensor sebagai Inovasi Indikator Bencana Alam

9 Mei 2024   18:00 Diperbarui: 9 Mei 2024   18:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Universidad Politecnica madrid (UPM)

Bencana alam merupakan ancaman yang serius, baik terhadap manusia maupun lingkungan. Karena itu, diperlukan adanya deteksi dini dan pemantauan yang efektif terhadap potensi  bencana alam. Salah satu inovasi terbaru dalam bidang ini adalah penggunaan teknologi nanosensor. Nanosensor merupakan perangkat kecil yang sensitif terhadap perubahan dari lingkungan sekitarnya dan dapat mendeteksi berbagai zat atau fenomena dengan presisi yang tinggi.

Pemanfaatan teknologi nanosensor sebagai indikator  bencana alam memberikan beberapa keunggulan. Pertama, nanosensor memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap  berbagai parameter lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan konsentrasi gas. Hal ini memungkinkan deteksi dini terhadap perubahan lingkungan yang dapat menjadi indikasi awal terjadinya bencana alam, seperti peningkatan suhu tanah yang  merupakan indikator potensi letusan gunung berapi.

Selain itu, karena ukurannya yang sangat kecil, nanosensor dapat ditempatkan di berbagai lokasi yang sulit dijangkau, seperti di dalam tanah atau di dalam struktur bangunan. Hal ini memungkinkan untuk pemantauan yang lebih luas dan dalam terhadap potensi bencana alam sehingga meemungkinkan dikakukan tindakan pencegahan atau mitigasi secara lebih efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2020) menunjukkan bahwa penggunaan nanosensor dalam memantau bencana alam telah memberikan hasil yang menjanjikan. Mereka mengembangkan nanosensor berbasis graphene untuk mendeteksi gas beracun yang dihasilkan selama letusan gunung berapi. Nanosensor terbukti mampu mendeteksi  gas-gas tersebut  dengan cepat dan akurat sehingga dapat memberikan informasi  yang diperlukan untuk evakuasi dan mitigasi risiko.

Meskipun begitu, penelitian yang lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengoptimalkan kinerja dan aplikasi dari nanosensor. Selain itu, karena informasi yang dikumpulkan oleh nanosensor bersifat sensitif, aspek keamanan data serta privasi menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknologi ini.

Secara keseluruhan, pemanfaatan teknologi  nanosensor memberikan potensi yang menjanjikan dalam pemantauan dan mitigasi risiko bencana. Dengan pengembangan yang lebih lanjut diharapkan teknologi ini dapat menjadi inovasi yang berharga dalam upaya menjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia dan lingkungan.

Sumber:

Li, S., Zhang, X, Liu, C., & Zhao, X. (2020). Graphene-based flexible gas sensors for environmental monitoring. Nanotechnology, 3196), 062001.

Theka, T. J., & Motaung< D. E. (2022). smart and autonomous (self-powered) nanosensor networks. in Nanotechnology-Based smart Remote Sensing Networks for  Disaster Prevention (pp. 105-121). Elsevier.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun