Mohon tunggu...
Aprilya KWulandari
Aprilya KWulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Just An Ordinary Person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Depresi dan Cara Penangananya dalam Al Quran

7 Juni 2021   17:47 Diperbarui: 7 Juni 2021   17:46 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita pasti telah tidak asing dengan kata “Depresi” tapi tau nggak sih, apa itu depresi ? depresi merupakan gangguan suasana hati yang buruk yang ditandai kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasan bersalah dan tidak berarti yang dapat mempengaruhi motivasi  kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam persektif Al-Qur’an, depresi adalah kekuatan spiritual emosional psikologi manusia yang mengamalkan iman di dalam hatinya. Depresi tidak hanya dapat menyerang orang dewasa saja tapi juga dapat menyerang anak-anak. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi yang membuat depresi menjadi salah satu penyebab utama terjadinya bunuh diri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari dokter spesialis kedokteran jiwa Indonesia, Teddy Hidayat dalam salah satu wawancaranya di berita online. Dokter teddy menjelaskan bahwa 80-90 %  bunuh diri disebakan oleh gangguan mental- emosional terutama depresi. Ia juga mengatakan bahwa sekitar 40 % penderita depresi berpikir untuk untuk bunuh diri dan 15 % penderita depresi melakukan bunuh diri.

Depresi disebabkan oleh berbagi faktor. Jika seseorang yang dalam riwayat keluarganya memiliki seorang penderita depresi terdapat kecenderungan untuk mengalami depresi . Menurut  Kaplan (2002) dan Nolen – Hoeksema & Girgus, faktor – faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas :

Faktor Biologi

  • Beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan system limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotrasmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Pada wanita, perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi. Penyakit fisik yang berkepanjangan sehingga menyebabkan stress dan juga dapat menyebabkan depresi.

Faktor Psikologi/ Kepribadian

  • Nolen – Hoeksema & Girgus mengatakan bahwa ketika seseorang merasa tertekan akan cenderung fokus pada tekanan yang mereka rasa dan secara pasif merenung daripada mengalihkannya atau melakukan aktivitas untuk merubah situasi.
  • Pemikiran irasional yaitu pemikiran yang salah dalam berpikir seperti menyalahkan diri sendiri atas ketidak beruntungan. Sehingga seseorang  yang mengalami depresi cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan lingkungan dan kondisi dirinya. Hal ini dapat menyebabkan pesimisme dan apatis.

Faktor Sosial

  • Kejadian tragis seperti kehilangan seseorang atau kehilangan dan kegagalan pekerjaan
  •  Paska bencana
  • Melahirkan
  • Masalah keuangan
  • Ketergantungan terhadap narkoba atau alkhohol
  • Trauma masa kecil
  • Terisolasi secara sosial
  • faktor usia dan gender
  • tuntutan dan peran sosial misalnya untuk tampil baik, menjadi juara di sekolah ataupun tempat kerja
  • Maupun dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya.

Risiko yang dapat timbul akibat depresi, antara lain :

  • Bunuh Diri, Orang yang menderita depresi memiliki perasaan kesepian ketidakberdayaan dan putus asa. Sehingga mereka mempertimbangkan membunuh dirinya sendiri.
  • Gangguan Tidur  dan depresi biasanya cenderung muncul bersamaan. Setidaknya 80% dari orang yang menderita depresi mengalami insomnia atau kesulitan untuk tidur. 15 % mengalami depresi dengan tidur yang berlebihan. Kesulitan tidur dianggap sebagai gejala gangguan mood.
  • Gangguan Interpersonal, individu yang mengalami depresi cenderung mudah tersinggung, sedih yang berkepanjangan sehingga cenderung menarik diri dan menjauhkan diri dari orang lain. Terkadang menyalahkan orang lain. Hal ini menyebabkan hubungan dengan orang lain maupun lingkungan sekitar menjadi tidak baik.
  • Gangguan dalam pekerjaan, depresi meningkatkan kemungkinan dipecat atau penderita sendiri yang mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sekolah. Orang yang menderita depresi cenderung memiliki motivasi yang menurun untuk melakukan aktivitas ataupun minat pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Gangguan pola makan, depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan atau sebaliknya gangguan pola makan juga dapat menyebabkan depresi. Pada penderita depresi terdapat dua kecenderungan umum menegenai pola makan yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh yaitu :
  • Tidak selera makan
  • Keinginan makan-makanan yang manis bertambah
  • Perilaku-perilaku merusak, beberapa orang yang menderita depresi memiliki perilaku yang merusak seperti, agresivitas dan kekerasan, menggunakan obat-obatan terlarang dan alkhohol, serta perilaku merokok yang berlebihan.

Didalam Al-Qur’an terdapat 2 cara penangan untuk orang-orang yang mengalami depresi seperti

  • Sabar adalah menahan diri terhadap cobaan yang menimpanya, tidak berkeluh kesah, marah, ataupun tidak menyakiti orang lain. Ketika ditimpa musibah disikapi dengan tenang, menerima dengan perasaan rela secara penuh mengenai ketetapan Allah SWT. Allah SWT melarang hambanya bersedih karena hal yang tidak bermanfaat.
  • Syukur adalah memperlihatkan nikmat, memperlihatkan nikmat berarti menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, dan juga menyebut nikmat dari pemberinya.

Selain 2 cara penangan diatas berikut beberapa cara penanganan depresi  Yaitu :

1. Perubahan pola hidup

  • Berolahraga
  • Mengatur pola makan
  • Berdoa
  • Memiliki keberanian untuk berubah
  • Rekreasi

2. Terapi psikologi

  • Terapi Interpersonal
  • Konseling kelompok dan dukungan sosial
  • Terapi humor
  • Terapi Kognitif (CBT)

3. Pengobatan dengan berkonsultasi kepada dokter kejiwaan/psikiater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun