Mohon tunggu...
Lovely April
Lovely April Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Follow FB : https://www.facebook.com/lovely.april999

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Jiwa

24 Februari 2024   06:47 Diperbarui: 24 Februari 2024   07:15 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ake Widyastomo, Unsplash

Di usia menjelang separuh abad, lelaki itu kehilangan hampir segalanya : wanita yang telah menjadi ratu di mahligai rumah tangganya selama 2 dasawarsa, karir kebanggaannya  serta hartanya. Semua sirna. Ia bak terjaga dari sepenggal mimpi yang kini menyisakan kegelapan jiwa. 

Bagaskara Setyo, seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun terlihat duduk di dingklik kayu, yakni sebuah kursi berkaki pendek tanpa sandaran punggung, di pawon yang beralaskan lantai tanah kemerahan yang padat.

Sepasang tangan mungilnya nampak terampil mengikatkan karet gelang pada setiap kantong plastik kecil yang telah diisi air sirup berwarna warni, ada hijau, kuning dan merah. Setelah selesai 1 bungkus, ia akan melanjutkan ke bungkus berikutnya, hingga baskom loreng milik emaknya terisi penuh bungkusan air sirup. Nantinya, air sirup ini akan dibekukan di kulkas & siap dijual sebagai es mambo yang digemari anak-anak di kampungnya di Yogyakarta. 

Emak Bagas mempunyai sebuah warung kelontong kecil. Membungkus es mambo adalah salah 1 tugas seorang Bagas kecil dari emak, yang dilakukannya setiap siang sepulang sekolah.

Bagas dan adiknya hidup dalam keterbatasan ekonomi. Bapak Bagas membuka kios mur baut kecil-kecilan. Bapak berpenghasilan namun tidak mau memberikan uang hasil jerih payahnya pada emak, sehingga emak sering memarahi bapak dan mereka bertengkar. Bagas dan adiknya dibiayai oleh emak. 

Saat teman-teman Bagas mempunyai sepeda baru, Bagas harus rela menerima kenyataan bahwa emak hanya mampu membelikannya sebuah sepeda bekas di pasar loak, yang warna catnya telah memudar dan besi pedalnya berkarat. 

Saat teman-temannya merayakan ulang tahun secara meriah dan mendapat kado-kado bertumpuk yang melengkapi hari bahagia mereka, Bagas cukup berpuas diri dengan nasi kuning ala kadarnya buatan emak dan ulang tahunnya hanya dirayakan sekeluarga. 

Ketika Bagas lulus SMA, ia dan teman-temannya melanjutkan kuliah. Beruntung, Bagas memperoleh beasiswa karena otaknya cukup cemerlang. Jika teman-temannya mendapatkan fasilitas mobil atau motor baru dari orangtua mereka, Bagas hanya bisa memanfaatkan fasilitas bis umum, karena orangtuanya tidak mampu membelikannya motor yang diimpi-impikannya. 

Bintang keberuntungan Bagas mulai bersinar tatkala lulus kuliah. Ia diterima bekerja di sebuah perusahaan multinasional ternama. Karirnya dimulai dari supervisor, lalu melesat menduduki posisi atas sebagai kepala perusahaan. Bagas kemudian menerima banyak berkah Tuhan dalam hidupnya : harta, istri cantik jelita dan 2 putra putri yang manis.

Bagaskara sekarang telah mampu untuk membeli rumah dan mobil mewah, serta menikmati gaya hidup pria mapan. Ia dan keluarganya kerap berlibur ke luar kota bahkan luarnegeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun