Mohon tunggu...
Aprilia Dewi Ardiyanti
Aprilia Dewi Ardiyanti Mohon Tunggu... Dosen Fisika - UPN Veteran Jawa Timur

Physic

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Iradiasi: Solusi Cerdas untuk Karet Alam Lebih Aman dan Elastis

6 Oktober 2025   10:58 Diperbarui: 6 Oktober 2025   10:58 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Getah Karet (Sumber: https://www.bks-pps.com/informasi/karet-komoditas-unggulan-penghasil-getah)


Karet alam selama ini dikenal sebagai bahan penting dalam industri otomotif, kesehatan, hingga militer. Namun siapa sangka, bahan yang berasal dari getah pohon Hevea brasiliensis ini memiliki tantangan tersendiri. Kandungan nitrosamin dan protein alergen pada karet alami diketahui dapat memicu kanker dan reaksi alergi pada kulit manusia.

Menjawab tantangan tersebut, sekelompok peneliti melakukan inovasi proses vulkanisasi karet alam menggunakan Mesin Berkas Elektron (MBE). Metode ini menjadi alternatif baru untuk menghasilkan karet yang lebih aman, elastis, dan memenuhi standar produk medis seperti sarung tangan.

Dari Getah Pohon hingga Film Lateks Berkualitas

Tanaman karet tumbuh subur di Indonesia dengan ketinggian mencapai 25 meter dan dikenal menghasilkan getah atau lateks---zat cair berwarna putih yang mengandung 32--35% karet alami. Sebelum digunakan, lateks harus melalui proses vulkanisasi, yaitu proses pembentukan ikatan silang antar molekul agar menjadi lebih kuat dan lentur.

Selama ini, proses tersebut dilakukan menggunakan belerang. Sayangnya, metode konvensional ini masih meninggalkan zat kimia berbahaya seperti nitrosamin. Oleh karena itu, para peneliti mencoba menggantinya dengan teknik iradiasi yang menggunakan berkas elektron berenergi tinggi untuk memperkuat struktur molekul lateks tanpa bahan kimia tambahan.

Optimasi dengan Mesin Berkas Elektron

Dalam penelitian terbaru ini, tim peneliti menambahkan normal Butyl Akrilat (nBA) sebanyak 5 dan Kalium Hidroksida (KOH) sebanyak 0,2 ke dalam lateks, lalu mencetaknya menjadi film setebal 0,4 mm di atas kaca. Setelah itu, sampel diiradiasi dengan variasi waktu untuk mencari hasil terbaik.

Hasilnya cukup mengesankan! Film karet yang diiradiasi selama 150 menit menunjukkan kuat tarik sebesar 8,860 N dan perpanjangan mulur mencapai 900%. Angka ini jauh melampaui standar SNI ISO 11193-1-2008 yang menetapkan kuat tarik minimal 7 N dan perpanjangan minimal 650% untuk sarung tangan medis.

Menuju Produksi Karet yang Lebih Aman

Dengan keberhasilan ini, metode vulkanisasi berbasis iradiasi dianggap sebagai langkah maju dalam industri pengolahan karet alam. Selain dapat meningkatkan nilai ekonomi karet Indonesia, teknologi ini juga membuka peluang bagi produksi sarung tangan dan produk medis lokal yang lebih kompetitif di pasar global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun