Mohon tunggu...
Cak Koekoeh
Cak Koekoeh Mohon Tunggu... Researcher

"Banyaknya ilmu yang beterbangan diatas kepala kita, maka ikatlah dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Baju Arab, Kondisi Alam dan Budaya Kita

21 September 2015   10:16 Diperbarui: 4 April 2017   16:20 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Maraknya budaya Arab yang masuk di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini mengubah persepsi sebagian masyarakat muslim dan muslimat di Indonesia yang lebih berkecenderungan menggunakan budaya Arab agar bisa dilihat lebih islami. Sebagai contoh pemakaian baju gamis yang merupakan  asli karya tangan bangsa Arab semakin marak dan mendekati nilai jual yang melonjak dibeberapa tempat penjualan terutama mendekati lebaran seperti kemarin. Juga memanjangkan jenggot yang dimiliki oleh beberapa kalangan muslimin lokal. Tidak salah memang, mencontoh sunnah Sang Nabi Saw yang lahir sebagai bangsa Arab. Tetapi jangan sampai hal tersebut mengubah, menggeser bahkan menghapus budaya cara berpakaian dan berbudaya kita sebagai adat bangsa timur.

Mari kita lihat ? Baju gamis adalah baju milik orang-orang Arab buah karya tangan mereka, bukan hanya Nabi Saw saja yang memakainya tetapi para musuh-musuhnya pun juga memakai pakaian yang sama dengan Nabi Saw, sebagai contoh Abu  Jahal, Abu Lahab, Amar bin Abu wudd, bahkan Kisra Persia pun memakai baju yang sama dengan Nabi. Mengapa demikian ? mereka memakai baju yang disesuaikan dengan kondisi alam daerah setempat.

Kondisi Alam

Apa hubungannya dengan kondisi cuaca ? tentu ada hubungannya. Kita lihat dari kondisi alam, kita bangsa Indonesia tepat berada di Khatulistiwa yang mempunyai curah hujan melimpah hampir sepanjang tahun memiliki kondisi alam dengan temperatur tinggi dan kelembaban yang tinggi sehingga kondisi udara disekitar kita cenderung basah. Sedangkan didaerah kutub utara atau sub tropis berada pada kondisi temperatur rendah dan kelembaban rendah dengan kondisi udara cenderung kering. Di Timur-Tengah yang sebagian besar wilayahnya adalah padang pasir adalah daerah dengan temperatur tinggi dan kelembaban yang rendah dan kondisi udara yang kering.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain : lama penyinaran sinar matahari, struktur permukaan bumi, sudut datangnya sinar matahari, banyak sedikitnya awan dan perbedaan letak lintang bujur.

Di Indonesia dengan kondisi temperatur tinggi dan kelembaban tinggi dengan kondisi udara relatif basah, maka manusia yang mendiami wilayah ini akan mudah berkeringat dan keringat tersebut akan tertahan dengan kondisi kelembaban yang  tinggi sehingga keringat tersebut tidak cepat mengering (menguap) dan membasahi baju yang kita pakai. Alasan itulah mengapa sebagai penduduk diwilayah tropis, sebagian besar manusianya memakai pakaian yang tebal agar keringat yang mudah keluar akibat temperatur tinggi tersebut mudah mengering diserap oleh lapisan pakaian tersebut. Maka dalam kehidupan sehari-hari banyak orang Indonesia lebih nyaman memakai pakaian dengan kriteria tersebut.

Di kutub utara atau sub tropis, dengan kondisi temperatur rendah dan kelembaban rendah, manusia akan lebih banyak memakai pakaian yang tebal dan mudah menyerap keringat. Keringat disini membantu untuk menstabilkan kondisi suhu tubuh dalam kondisi dingin, sehingga orang merasa nyaman memakainya. Karena orang di daerah tersebut lebih sulit mengeluarkan keringat akibat kondisi yang dingin. Sehingga mereka sebisa mungkin menahan keringat agar tidak cepat menguap.

Saat kita diruangan yang menggunakan pendingin ruangan (ruangan ber-AC)  juga terjadi penurunan temperatur udara dan kelembaban lebih rendah dari kondisi lingkungan luar ruangan. Kondisi udara dengan kelembaban udara rendah akan cenderung kering, sehingga orang yang berkeringat ketika masuk kedalam ruangan ber-AC akan cepat kering keringatnya dikarenakan keringat tersebut menguap akibat kondisi udara yang kering. Sedangkan orang yang berada didalamnya tidak mudah berkeringat.

Kondisi cuaca di Arab, berbeda dengan kondisi yang ada di Indonesia dan di daerah sub tropis. Kondisi alam jazirah Arab yang panas dan kelembaban rendah dengan kondisi yang kering akan menyebabkan penduduk disana mudah berkeringat dan keringat yang keluar akan mudah menguap sehingga orang disana jarang terlihat berkeringat walaupun dalam kondisi panas. Sebenarnya mereka juga mengeluarkan keringat, bahkan lebih banyak dengan yang ada di Indonesia, tetapi dengan kondisi kelembaban yang rendah keringat tersebut akan mudah menjadi uap sehingga badan menjadi lebih cepat kering. Maka yang dibutuhkan oleh penduduk Arab adalah pakaian yang tipis yang tidak menyerap keringat. Itulah yang biasa disebut baju gamis.

Budaya berpakaian

Apa hubungannya dengan yang ada di Indonesia ? sebagian besar menganggap bahwa memakai baju Arab adalah sunnah Nabi Saw karena beliau juga memakainya. Tetapi bukan disitu esensi sebenarnya, yang dimaksud dengan sunnah Nabi Saw berpakaian adalah berpakaianlah dengan menyesuaikan kondisi lingkungan yang kita tempati. Banyak yang tidak memahami esensi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun