Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bekerja Berdaster Ria

20 Maret 2020   04:20 Diperbarui: 20 Maret 2020   04:28 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi liputan6.com

Sekarang terlihat manusia begitu lemah dan rapuh, ketakutan dimana-mana, terasa mencekam. Banyak penimbunan barang-barang yang dianggap bisa mencegah masuknya virus corona. Untuk yang punya uang sangat mudah membeli bahan pokok untuk empat belas hari ke depan, tapi bagaimana nasib orang-orang yang ekonomi menengah ke bawah?

Yang bekerja serabutan mereka seperti tak peduli dengan virus corona,  tetap berjibaku dengan pekerjaan yang biasa mereka kerjakan, seperti pemulung, tukang sampah, penjual asongan, tukang becak, tukang bangunan dan masih banyak profesi kerja yang lain.

Apa mereka bekerja memakai masker atau sarung tangan? Yang aku lihat tidak, mereka bekerja seperti biasa, padahal pekerjaannya sangat rentan untuk kesehatannya.

Di saat dunia terguncang dengan wabah bernama corona, yang cepat banget penularannya. Tanpa kita sadari kemungkinan besar kita akan terkena virus itu, entah dari siapa, bisa dari kamu, dia atau mereka.

Kebiasaan bersalamanpun dihindari, kita diingatkan Tuhan untuk hidup sehat, kalau dulu peserta didik dengan bebas bersalaman, tanpa  tau yang mereka pegang sebelumnya apa, terkadang setelah mereka berebutan untuk salam denganku (kaya selebritis hehehe) punggung tangan terasa lengket ternyata ada peserta didik yang sedang flu, dan cairannya nempel di tanganku.

Sejak kecil aku sudah dibiasakan  mencuci tangan, didikan kakek sangat membekas sampai sekarang. Begitupun ketika di sekolah setelah tangan ini jadi rebutan peserta didik sudah dipastikan aku cuci tangan. Begitupun ketika masak aku sering cuci tangan, meski memasak jadi hal luar biasa saking jarangnya he..he..he.

Kembali ke virus dengan nama corona, untuk memutus mata rantai Covid-19 Walikota Cirebon akhirnya mengeluarkan surat keputusan untuk merumahkan peserta didik berikut ASN dengan belajar dan bekerja di rumah. Ingat bukan untuk liburan apa lagi jalan-jalan ke luar kota, tapi cukup di rumah saja.

Jujur aku sebal banget dengan si virus corona yang jadi seleb dunia, gara-gara dia, launching Sekolah Sahabat Alam di sekolahku  yang rencananya diadakan tanggal 18 Maret 2020 mau tidak mau harus di ditangguhkan. Padahal acara sudah dibolak balik biar matang dan peserta didik sangat kecewa karena mereka sudah latihan nari, pantomim, nyanyi dan lain-lain.

Sabar ya nak, yu kita usir si virus corona dengan cara hidup sehat, makanan yang sehat, sering cuci tangan dan jangan keluar rumah sampai waktu yang ditentukan. Kita tidak boleh takut berlebihan tapi jangan menyepelekan juga.

Meski di rumah aku selalu memantau para guru, menagih tugas mereka. Karena aku juga harus melaporkan kegiatan peserta didik dan guru pada pengawas bina yang dilanjutkan pada Kepala Dinas Pendidikan.

Untuk kedisiplinan aku meminta para guru setiap pukul 16.00 untuk membuat laporan tugas peserta didik padaku, yang akan aku serahkan kepada pengawas bina, tentu semuanya online, belajar dan bekerja jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun