Liburan sekolah tahun  kemarin penuh kenangan bagiku, karena untuk pertamakalinya aku melakukan perjalanan jauh seorang diri dengan jalur udara.Â
Pertamakali memasuki Bandara Kertajati perasaanku campur aduk rasa di hati ada perasaan senang, cemas dan deg degan jadi satu, khawatir ketinggalan pesawatlah, khawatir salah pesawat, khawatir ketiduran di ruang tunggu, khawatir e-tiket salah hari atau tanggal, khawatir tersesatlah dan banyak kecemasan yang lain.Â
Ujung-ujungnya kebelet pipis saking khawatirnya, akhirnya aku mencari toilet, aku berjalan ke arah belakang dari ruang tunggu, keadaan Bandara Kertajati  yang diresmikan pada tanggal 24 Mei 2018 berlokasi di Kabupaten Majalengka masih terlihat sepi, karena  waktu untuk check In masih lama.Â
Aku berjalan sambil mendorong koper warna ungu kesukaanku, sambil berjalan aku melihat-lihat situasi Bandara yang terlihat sangat  bersih dan rapi, sampai akhirnya aku melewati sebuah tempat seperti tempat bazar yang banyak memajang buku, terdengar sapaan sopan dari sang petugas agar aku mampir ke tempatnya, sebagai orang timur  aku basa basi menjawab sapaannya dan mengatakan bahwa aku mau ke toilet, aku tidak terlalu memperhatikan tawarannya karena aku berpikir pasti ujung-ujungnya menawarkan buku hehehe.
waktu untuk check in sekitar dua jam lebih tiga puluh menit lagi, akhirnya aku ngobrol dan lihat-lihat buku yang ada di tempat itu, ternyata koleksi  buku di Perpustakaan itu banyak juga, ada novel, koran, majalah, cerita anak-anak, tempatnya nyaman juga ada bantal besar untuk santai dan yang lebih nyamannya disediakan colokan listrik untuk ngecas Handphone.
Aku mengambil satu novel dan aku membacanya dengan asyik sambil ngobrol-ngobrol dengan sang petugas (bolehkan aku sebut itu? Hehehe). Awalnya di tempat itu hanya berdua aku dengan sang petugas, tak lama datang seorang pemuda anak kuliahan yang berambut ikal ikut nimbrung membaca, pemuda itu mau pulang ke Surabaya dan dia kuliah di Bandung, tak lama tempat itu ramai juga dengan hadirnya anak-anak yang membaca.
Menurut informasi mas Gatot Pabukon Prak Maca itu adalah gagasan Gubernur Jawa Barat Bapak Ridwan Kamil untuk meningkatkan minat budaya baca masyarakat yang tertuang dalam program kerja 100 hari. Diperuntukkan bagi para masyarakat, pegawai khususnya bagi pengguna jasa penerbangan dari BIJB Kertajati.
Mas Gatot  orangnya  asyik diajak bicara dan sangat ramah sampai tak terasa aku ditempat itu hampir tiga jam, dan sang petugas alias mas Gatot itu sudah waktunya pulang, dan dia membolehkan aku dan pemuda berambut ikal itu untuk tetap disitu membaca buku, tapi aku merasa tidak enak dan akhirnya aku meninggalkan tempat itu, menuju ruang tunggu, sedang pemuda berambut ikal masih bertahan membaca di tempat itu.
Seandainya di tempat-tempat umum ada perpustakaan mini atau pojok baca  seperti Pabukon Prak Maca alangkah menyenangkan karena menunggu tidak selamanya  membosankan tapi mengasyikkan.  Jangan sampai ada  pojok baca tapi asal ada dengan buku yang tidak terawat. Pabukon Prak Maca kerrereeen dech.