Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan ADSN 38, Menjadi Guru Juara di Hati Siswa

30 Oktober 2018   16:11 Diperbarui: 30 Oktober 2018   16:24 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sengaja saya menulis judul dari salah satu buku pak Idris Apandi motivator saya. Karena berkat beliau saya berani menulis puisi, pantun, cerpen dan artikel walau masih sederhana.

Kembali ke judul tulisan, buku yang berjudul Menjadi Guru Juara di Hati Siswa, belum lama ada ditangan saya, bacapun belum tuntas, tapi saya sudah dapat contoh nyata dari seorang supir online, tentang seorang guru yang juara di hatinya. Sesuai dengan yang pak Idris paparkan di bukunya.

Begini ceritanya, pulang dari sekolah teman, saya pesan mobil online, sang sopir dengan ramah menyambut dan berkomunikasi.

Dari awal basa basi sampai cerita tentang seorang guru yang kebaikannya membekas di hati dia. Dia bercerita bahwa ia alumni, tempat sekolah yang tadi saya singgahi. Kebetulan saya juga pernah mengajar disana, jadi seru ngobrolnya.

Dia teringat dengan salah seorang guru yang sangat berjasa, dulu ia paling benci matematika, tapi setelah diajar oleh guru tersebut  ia jadi suka pelajaran matematika. Malah sampai les ke rumahnya.

Sambil nyetir dia cerita sambil tertawa, teringat ketika SD, kelasnya dianggap kelas yang paling bodoh dan bandel, bahkan ada temannya 4 orang tidak naik kelas. Setelah di pegang oleh pak Pardi, dia menyebut nama itu, sekarang sudah pensiun, kelas dia peringkatnya naik, dia juga nilainya naik terus bahkan bisa masuk 5 besar.

Dia bercerita, pak Pardi mengajar dengan hati, jadi mengena pada siswanya, dan selama sekolah hanya pak Pardi yang membuatnya terkesan. Ternyata pak Pardi sudah menjadi guru juara di hati siswanya.

Saya sangat terharu mendengarnya, kebetulan saya mengenal pak Pardi nama lengkapnya pak Supardi, orang Jawa Tengah yang disiplin dan sederhana, yang saya tahu beliau tidak pernah kasar dan marah pada siswanya, beliau mempunyai trik cara mendekati siswa, terbukti berhasil. Sayang sekali beliau sudah pensiun, para guru muda harus belajar pada para senior bagaimana mengajar dengan hati.

Saya jadi malu sendiri, puluhan tahun mengajar adakah siswa yang ingat pada saya. Semoga ada ya walau satu atau dua hehehe. Setiap hari ada hikmah yang saya petik. Terimakasih pak Idris Apandi bukunya dan terimakasih sang supir yang secara tidak langsung menegur saya.

ADSN, 301018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun