Mohon tunggu...
Apriana Istiqomah
Apriana Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurnalistik PBSI FKIP UNS

Saya adalah orang yang suka menulis untuk mengekspresikan pikiran, membaca untuk menambah wawasan, serta mendengarkan musik sebagai cara untuk menenangkan diri dan menemukan inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sampah Plastik, Ancaman yang Kita Ciptakan Sendiri

15 Oktober 2025   22:52 Diperbarui: 15 Oktober 2025   22:52 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sampah plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Hampir setiap hari, kita menggunakan plastik sekali pakai untuk kebutuhan sederhana seperti membungkus makanan, minuman, atau belanja di pasar. Namun, di balik kemudahan itu tersimpan bahaya besar bagi lingkungan. Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, dan selama proses itu, ia mencemari tanah, air, bahkan udara. Ironisnya, masalah ini sebenarnya kita ciptakan sendiri karena kebiasaan hidup yang kurang peduli terhadap lingkungan.

Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap dampak sampah plastik masih tergolong rendah. Banyak orang yang belum terbiasa membawa tas belanja sendiri, botol minum isi ulang, atau menghindari penggunaan sedotan plastik. Akibatnya, tumpukan sampah plastik terus meningkat dari tahun ke tahun. Laut kita kini dipenuhi sampah, mengancam kehidupan biota laut dan akhirnya kembali ke tubuh manusia melalui rantai makanan. Ini bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi juga persoalan kesehatan dan tanggung jawab moral terhadap bumi yang kita tinggali.

Perubahan kecil sebenarnya bisa membawa dampak besar. Jika setiap individu mulai mengurangi penggunaan plastik, membawa wadah sendiri, dan memilah sampah dari rumah, maka masalah ini bisa perlahan teratasi. Pemerintah dan lembaga lingkungan memang memiliki peran penting, tetapi perubahan paling kuat datang dari kesadaran pribadi. Bumi tidak membutuhkan kita untuk menjadi sempurna, tetapi membutuhkan kita untuk peduli dan bertindak.

Kini saatnya berhenti menjadi bagian dari masalah, dan mulai menjadi bagian dari solusi. Mengurangi sampah plastik bukan sekadar tren, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap masa depan bumi dan generasi berikutnya. Karena sejatinya, menjaga lingkungan berarti menjaga kehidupan itu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun