Mohon tunggu...
Hendrie Santio
Hendrie Santio Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Serabutan

Seorang Serabutan yang mencoba memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Artikel Utama

Sukses Besar di Indonesia, Bisakah Mobile Legends Mendunia?

14 Oktober 2019   15:41 Diperbarui: 30 Oktober 2019   23:04 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Bluemoongame.com

Dimainkan oleh lebih dari 50 juta orang di Indonesia per bulannya (per 12 September 2018) hingga sempat disebut dalam debat calon presiden, tidak salah jika gim Mobile Legends didapuk sebagai gim nasional.

Sebagai gim mobile dengan genre moba pertama yang masuk ke tanah air, popularitas Mobile Legends diperkirakan akan terus melejit berkat gameplaynya yang interaktif dan sederhana.

Mobile Legends juga telah menjadikan beberapa youtuber asal Indonesia menjadi pemegang subscribers terbanyak untuk kategori konten gaming. Beberapa nama seperti Tobias Justin (JessnoLimit), Brandon Kentjana (Brandonkent) dan lainnya telah mendulang milyaran rupiah berkat konten Youtube Mobile Legends mereka yang berhasil menarik jutaan pengunjung. 

Tidak hanya populer sebagai gim, kompetisi esports dari gim ini pun juga banyak menyita perhatian publik.

Salah satu indikator dari keberhasilan Mobile Legends mengembangkan sayap esportsnya di Indonesia adalah keberhasilan menerapkan format Liga Franchise dengan biaya daftar yang memakan angka 15 milliar rupiah per timnya.

Kepopuleran Mobile Legends di Indonesia bahkan turut berbanding lurus dengan prestasi tim esports Mobile Legends tanah air, di mana kedua tim asal Indonesia yaitu Onic dan Louvre berhasil menyabet juara satu dan dua dalam perhelatan Mobile Legends Southeast Championship yang diselenggarakan di Filipina tahun ini.

Kemungkinan besar Onic bersama dengan Aerowolf (yang menggantikan Louvre) juga akan dijagokan merebut turnamen piala dunia Mobile Legends pertama yang rencananya akan dihelat di Kuala Lumpur. 

Dengan segala kelebihannya yang dibarengin dengan fenomena naiknya popularitas gim mobile secara global, tidak mustahil jika suatu saat Mobile Legends bisa menjadi salah satu gim terpopuler di dunia.

Namun, bagaimana peluang untuk mencapai hal itu?

TechCrunch.com menuliskan bahwa industri gim mobile akan menyumbang angka sebesar US$ 68,5 Milliar pada akhir tahun 2019 ini.

Angka tersebut merupakan 45% dari nilal total pendapatan industri gaming dari keseluruhan platform.

Untuk jumlah pengguna, gim Mobile juga mencatatkan prestasi fantastis dengan berhasil menarik minat pengguna sebanyak 2,4 miliiar orang untuk tahun ini saja--dengan China sebagai negara pemain gim mobile terbanyak yaitu sebesar 95% dari populasi penikmat gim.

Tentu saja rekor-rekor ini juga linier dengan kepopuleran esports gim mobile di dunia internasional.

Edisi pertama Free Fire World Cup berhasil menarik angka peak viewers hingga di atas 1 juta penonton, jumlah yang tidak berbeda jauh dari gim-gim PC yang lebih dahulu hadir seperti League of Legends dan Dota 2 yang sudah memiliki pertandingan dengan penonton di atas 1 juta orang. 

Untuk genre Moba saat ini gim Arena of Valor tampaknya yang sedang menikmati pertumbuhan pesat, di mana perhelatan AOV World Cup 2019 kemarin berhasil mencatatkan pertumbuhan penonton sebanyak lebih dari 110% dibandingkan dengan edisi sebelumnya.

Salah satu kunci popularitas AOV di dunia internasional adalah keberhasilannya menancapkan pengaruh di negara-negara penggila gaming seperti China dan Korea. 

Mobile Legends sendiri memang sangat populer di wilayah Asia Tenggara dimana negara-negara seperti singapura, Malaysia, dan Filipina (selain tentunya Indonesia) cenderung memilih gim ini dibandingkan Arena of Valor sang kompetitor.

Situs esports internasional, dotesports.com, mengungkapkan bahwa Mobile Legends belum menjadi gim piihan di kalangan gamers dari belahan barat. Masalah teknis seperti grafik visual dianggap tidak sesuai dengan selera gamers dari belahan dunia barat yang secara finansial lebih mapan.

Namun, Dotesports.com juga mengungkapkan bahwa kehadiran Client baru, MLBB 2.0 yang direncanakan oleh Moonton dapat mengubah keadaan. 

Faktor penentu keberhasilan Mobile Legends juga tidak berhenti sampai di sini saja. Moonton selaku pengembang Mobile Legends dipastikan akan berhadapan langsung dengan Tencent yang pernah menggugat mereka dalam kasus plagiarisme tahun lalu.

Tencents yang menjadi pemilik hak distribusi Arena of Valor untuk wilayah Eropa justru berencana memasukkan gim andalan mereka, League of Legends (LOL) ke dalam format mobile.

Sekadar informasi, League of Legends dikabarkan telah memiliki 800 juta pengguna di dunia dalam format PC.

Esports League of Legends juga berhasil memecahkan jumlah penonton dengan angka 200 juta dalam partai final kejuaraan dunia mereka tahun lalu.

Apalagi harus diakui, beberapa hero di Mobile Legends merupakan adaptasi penuh atau sebagian dari karakter-karakter League of Legends.

Isu otentitas akan menjadi tantangan tersendiri bagi Moonton untuk menyukseskan misi mereka yang diangkat dalam konferensi global mereka, EPICON tahun ini.

Lalu, akankah Mobile Legends mampu mendunia? Ini menarik untuk dinantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun