Mohon tunggu...
Hendrie Santio
Hendrie Santio Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Serabutan

Seorang Serabutan yang mencoba memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Regenerasi sebagai Tantangan bagi Dota 2 di Masa Depan

31 Desember 2018   13:09 Diperbarui: 31 Desember 2018   13:39 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : GameSpot.com

Tahun 2018 kembali menjadi tahun yang luar biasa bagi percaturan esports dota 2 yang diwarnai kejutan besar di The International dengan memunculkan  kejutan yaitu OG yang berhasil merengkuh gelar juara setelah mengalahkan PSG.

LGD dalam 5 pertandingan penuh setelah terakhir kali terjadi pada tahun 2013. Selain itu tahun 2018 juga diwarnai dengan dominasi Virtus Pro di beberapa turnamen major, dan kemunculan Topson sebagai last minute hero bagi OG yang justru ditinggal pemain patronnya yaitu Fly (Tal Aizik) dan S4 (Gustav Magnusson) sesaat sebelum turnamen paling akbar dari seluruh perhelatan esports dota 2 tersebut untuk menuju tim Evil Geniuses.

Bagi kebanyakan orang, kepindahan Fly dan S4 yang kemudian menuju Evil Geniuses tersebut bukanlah hal yang perlu dibesarkan karena pergantian roster menit-menit akhir menjelang turnamen pamungkas macam The International adalah hal yang jamak, meskipun Valve memberlakukan penalti bagi pergantian pemain di luar tanggal resmi. Apalagi Fly dan S4 memang sudah dikenal sebagai pemain dengan pengalaman dan kualitas yang mumpuni. Namun ada sedikit atau bisa jadi sebuah kekhawatiran yang besar dibalik kepindahan Fly dan S4 ke Evil Geniuses tersebut. 

Baik Fly maupn S4 sudah menyandang status veteran begitupun juga dengan pemain yang digantikan oleh mereka yaitu Fear (Clinton Loomis) dan Misery ( Rasmus Filipsen). 

Fear sendiri sebenarnya sudah memutuskan pensiun usai perhelatan The international edisi ke-6 dalam usianya yang sudah mencapai 28 tahun kala itu. Dirinya sempat kembali bergabung dengan EG pada tahun 2017 karena EG tidak menemukan pemain yang dianggap cocok. Seusai keluar dari EG untuk kesekian kali, Fear masih berkutat sebagai pemain aktif dengan bergabung dengan tim J storm.  

Tim J storm sendiri juga diisi pemain yang sangat senior seperti March (Park Tae-Won) yang baru saja menyelesaikan wajib militer di negaranya. Dalam tweetnya Fear bahkan merasa perlu untuk mengatakan bahwa pemain tua sepertinya masih memiliki passion untuk bermain layaknya pemain baru.

Fenomena "putus-nyambung" ini tidak hanya dilalui Fear dan EG, Zai (Ludwig Wahlberg) juga kembali memperkuat Team Secret setelah mangkat pada tahun 2015 seusai memperkuat tim Optic, PPD juga langsung direkrut oleh Ninja of Pyjamas seusai keluar dari Optic dan bergabung dengan nama senior lainnya yaitu FATA yang juga sudah malang melintang di kancah profesional. Hal iini mengindikasikan bahwa tim-tim dari belahan barat sepertinya kurang berani memberi kesempatan kepada pemain baru potensial untuk memperkuat tim demi kestabilan prestasi. Praktis hanya Topson yang bisa dibilang sebagai langkah eksperimen. 

Lain di belahan barat, lain di belahan timur. Di wilayah timur yang secara aklamasi selalu merujuk kepada regional China sebagai pesaing alami dari region eropa memiliki regenerasi yang lebih baik walaupun beberapa veteran masih eksis berkompetisi. 

Pemain-pemain yang sempat jaya di masa lalu seperti Chuan, Xiao8, Burning lebih mantap untuk memilih pensiun dan menyerahkan tongkat estafet kepada pemain-pemain yang lebih muda. Praktis untuk region China kita mengenal nama-nama baru mulai dari Maybe aka Somnus'M (Lu Yao), Sccc (Song Chun), Papparazzi (Zhang Chengjun), dan Innocence yang langsung menjuarai The International di tahun pertamanya terjun sebagai pro bersama Wings Gaming. Sementara para jago-jago tua seperti Lanm (Zhang ZhiCheng) juga masih menghiasi dunia profesional. 

Di China regenerasi berjalan dengan lebih baik dimana beberapa tim dota 2 yang sudah mapan berani berinvestasi untuk membentuk tim-tim satelit untuk mempersiapkan generasi baru pemain berbakat. 

CDEC berhasil menembus final The International pada tahun 2015 dengan pemain muda macam Shiki bahkan Wings Gaming yang menjuarai The International 2016 banyak terdiri dari para pemain debutan seperti Shadow (Chu Zheyu), namun masih banyak juga para tim yang tidak mau mengambil resiko dan masih bergantung kepada pemain-pemain tua seperti LaNm dan Ferrari_430 yang sudah hampir kepala tiga, bahkan Newbee pun kembali memainkan pelatih mereka Banana (Wang Jiao) sebagai pemain aktif selepas rentetan hasil buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun