Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Objek wisata di Surabaya dan sekitarnya

19 Februari 2020   22:16 Diperbarui: 20 Februari 2020   04:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masjid Agung Surabaya

Masjid Agung Surabaya adalah masjid yang terbesar kedua di Indonesia, setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Nasional Al-Akbar, dibangun pada tahun 1995 atas prakarsa dari Bapak H.Soenarto Soemoprawiro, yang saat itu menjabat sebagai Walikota Surabaya. 

Diresmikan pada tanggal 10 November 2000 oleh Bapak Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid. Masjid yang memiliki luas 22.300M2 ini memiliki panjang 147m dan lebar 128m, mampu menampung 59.000 jamaah.

Keunikan Masjid Agung ini terletak pada kubah utama yang tingginya mencapai  27m dan dikelilingi oleh 4 kubah berbentuk limasan serta satu menara setinggi 99m. Ciri lain masjid ini adalah pintu masuk ke dalam ruangan yang tinggi dan besar, serta mihrabnya terbesar di Indonesia. 

Masjid Agung Surabaya saat ini menjadi salah satu objek wisata religi yang sering dikunjungi oleh para muslimin.

Monumen Kapal Selam

Monumen Kapal Selam atau disingkat Monkasel, adalah sebuah monumen kapal selam yang terletak di pusat kota Surabaya, tepatnya di Jalan Pemuda. 

Monumen ini sebenarnya adalah kapal selam KRI Pasopati 410 yang pernah digunakan dalam pertempuran di Laut Aru dalam perebutan Irian Barat dari Belanda. Kapal selam ini sebelumnya dibuat pada tahun 1952 oleh Uni Soviet. Kemudian dibawa ke darat untuk dijadikan monumen guna memperingati keberanian pahlawan Indonesia. 

Monumen terbesar se-Asia ini bukanlah replika. Dengan memotong menjadi 16 bagian lebih dulu, KRI Pasopati 410 berhasil dipindahkan dan disatukan kembali. 

Sebagai peletak batu pertama adalah Bapak Basofi Sudirman selaku Gubernur Jawa Timur pada bulan Juli 1995. Kemudian, dibuka secara resmi pada tanggal 15 Juli 1998. 

Dalam monumen ini selain interior kapal selam, juga diadakan pemutaran film tentang proses peperangan di Laut Aru. Jadi, selain sebagai objek wisata, juga sebagai warisan bernilai sejarah yang mencerminkan Indonesia sebagai negara maritim. Merupakan kenangan yang didedikasikan untuk para pejuang pemberani yang berjuang dengan gigih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun