Mohon tunggu...
Anugrah Rahmatulloh
Anugrah Rahmatulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Researcher

Ketika kita membaca, kita membuka jalan. Ketika kita menulis, kita berbagi cerita. Dan ketika kita berbicara, kita merawat ingatan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Olahraga dan Militansi Masyarakat dalam Sosial Media

21 Maret 2018   09:22 Diperbarui: 21 Maret 2018   09:34 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gideon Marcus Fernaldi dan Kevin Sanjaya Sukamuljo berfoto bersama setelah pembagian hadiah di Final All-England, 18 Maret 2018 (sumber gambar: sport.tempo.com)

Dewasa ini, hidup tanpa sosial media mungkin tidak ada artinya. Sejak kemunculannya, sosial media kemudian menjadi basis komunikasi bagi seluruh masyarakat dunia. Tidak peduli siapa dia, semua memandang sosmed menjadi sebuah keharusan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari. Dari sana kemudian muncul sebuah militansi untuk membuat sesuatu menjadi "viral"

Penggalan kata diatas menjadi pembuka dari apa yang akan saya tulis pada kesempatan ini. Ya, kali ini kita akan membicarakan bagaimana terbentuknya militansi masyarakat dalam penggunaan sosial media terhadap suatu kejadian yang dialami oleh seseorang. 

Kenapa harus sosial media? Karena saat ini, di masa yang lebih dikenal dengan Periode Milenial, segala sesuatu jika sudah masuk ranah sosial media kemudian akan memunculkan suatu perbincangan yang menarik bagi para "netizen" (sebutan khusus bagi orang yang aktif di dunia maya) hingga hal tersebut menjadi sesuatu yang viral.

Biasanya, hal viral banyak terjadi jika yang diangkat ialah isu-isu politik, gosip-gosip selebriti, berita-berita hoax yang muncul akibat share yang mencapai ribuan, atau hal-hal konyol yang sebenarnya hanya menjadi hiburan semata, yang kemudian mendorong masyarakat untuk meramaikan hal tersebut baik dengan komentar-komentar, baik komentar pujian, kebanggaan, maupun hujatan, hingga membentuk suatu militansi tersendiri.

Namun apa jadinya jika yang viral kemudian ialah hal olahraga? Apalagi jika yang memberitakan hal tersebut ialah media luar negeri. Akankah hal tersebut juga bisa mempengaruhi masyarakat untuk melakukan hal serupa? Akankah hal tersebut akan mempengaruhi semua pihak yang terlibat? Akankah hal tersebut memberikan keuntungan atau kerugian?

Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan keputusan pemain muda masa depan Indonesia, Egi Maulana Vikri untuk bergabung dengan klub asal Polandia, Lechia Gdansk. Kabar kepindahan pemain 16 tahun ke Eropa ini sebenarnya memang sudah diketahui oleh masyarakat, hal ini dikarenakan beberapa klub Eropa sudah menunjukan minatnya terhadap Egi, hal ini diperkuat dengan kesempatan untuk menjalani trial di klub asal Ligue 1 Perancis, yaitu AS Saint Etienne.

Namun kemudian kepindahannya ke Polandia cukup mengagetkan banyak pihak. Pasalnya banyak tim elite Eropa seperti S.L. Benfica yang merupakan raksasa Primeira Liga Portugal yang juga menaruh minat pada pemain satu ini. Namun keputusannya untuk membela tim yang saat ini bermain di Ekstraklasa ini lebih disebabkan agar mendapat jam terbang lebih banyak di tim utama serta kedekatan lokasi markas tim dengan Masjid.

Selain berita Egi Maulana Vikri yang membela klub Eropa, masyarakat juga mendapat kabar gembira dari Pasangan Ganda Putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Gideon Marcus Fernaldi yang berhasil mempertahankan gelar All England setelah mengandaskan perlawanan Ganda Putera asal Denmark, Mathias Boe dan Carsten Mogensen. Dilansir dari kompas.com, Final yang dihelat di Arena Birmingham, Inggris pada 18 Maret 2018 ini dimenangkan oleh Marcus/Kevin dengan skor 21-18, 21-17.

Kepindahan Egi ke Lechia Gdansk serta kemenangan ganda putra Indonesia kemudian memunculkan suatu situasi yang cukup menarik, dan pasti akan selalu terjadi ketika atlet Indonesia meraih prestasi. Jagat dunia maya akan dipenuhi oleh ekspresi dukungan dan kegembiraan dari masyarakat Indonesia. Terutama dengan adanya fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu pengguna sosial media terbesar di dunia.

Menurut data terakhir yang disajikan detik.com pada September 2017, pengguna sosial media di Indonesia mencapai 43% dari seluruh pengguna internet yang ada di Indonesia. Atau keempat terbesar di seluruh dunia. Wajar jika kemudian setiap prestasi atau berita mengenai atlet Indonesia akan selalu meramaikan sosial media.

Dari kasus kepindahan Egi saja, media sosial seperti Twitter dan Instagram langsung dipenuhi kabar kepindahan wonderkid asal Indonesia ini, masyarakat kemudian menyampaikan kegembiraan dan dukungan bagi Egi. Bukan hanya membanjiri portal berita nasional saja, bahkan media asing yang memberitakan kepindahan Egi juga diserbu oleh para netizen Indonesia yang kemudian memenuhi kolom komentar dan like di postingan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun