Mohon tunggu...
Anugrah Fitria Berliannanda
Anugrah Fitria Berliannanda Mohon Tunggu... Dinas Sosial KBPP Kabupaten Pemalang

Saya adalah orang yang sangat energik yang penuh dengan keingintahuan untuk belajar dan bekerja dengan baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Puspaga Jemput Bola: Edukasi Kekerasan Seksual Di Desa Werdi

6 Agustus 2025   08:44 Diperbarui: 6 Agustus 2025   08:44 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puspaga Samawa (Dinsos KBPP Kab. Pemalang)

Pemalang – Sebagai upaya memperkuat ketahanan keluarga dan melindungi anak-anak dari bahaya kekerasan seksual serta pernikahan dini, Dinas Sosial KBPP Kabupaten Pemalang melalui PUSPAGA SAMAWA menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di Desa Werdi, Kabupaten Pekalongan, pada Selasa (5/8).

Penyuluhan bertajuk “Ibu Berdaya, Anak Terlindungi: Menuju Masa Depan Cerah Tanpa Kekerasan” ini diinisiasi oleh mahasiswa KKN UIN Gusdur (UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan) Kelompok 74 dan dihadiri oleh puluhan ibu-ibu PKK serta remaja putri. Narasumber utama kegiatan adalah Anugrah Fitria Berliannanda, S.Tr.Sos, konselor PUSPAGA dan staf bidang PPPA Dinsos KBPP Pemalang.

Dalam paparannya, Anugrah menyampaikan pentingnya peran strategis ibu sebagai pelindung pertama anak, terutama dalam mengedukasi dan menciptakan lingkungan yang aman dari kekerasan seksual maupun tekanan budaya yang memicu pernikahan dini.

“Ibu bukan hanya pengasuh, tapi juga pendidik dan pelindung. Anak-anak harus dikenalkan sejak dini tentang zona pribadi, diajarkan untuk berani berkata ‘tidak’, dan didampingi dengan komunikasi terbuka,” jelasnya.

Puspaga Samawa (Dinsos KBPP Kab. Pemalang)
Puspaga Samawa (Dinsos KBPP Kab. Pemalang)

Materi yang disampaikan meliputi definisi dan bentuk kekerasan seksual, dampak pernikahan dini, serta langkah preventif dan responsif yang dapat dilakukan keluarga jika menemukan kasus serupa. Peserta juga dikenalkan pada layanan pengaduan kekerasan seperti P2TP2A dan hotline darurat perlindungan anak.

Suasana diskusi berlangsung aktif, banyak peserta mengungkapkan keprihatinan dan pengalaman langsung terkait fenomena ini. Salah satu peserta menyampaikan bahwa materi ini membuka wawasan baru dan mendorong mereka untuk lebih berani bertindak jika melihat potensi kekerasan di sekitarnya.

Kegiatan ditutup dengan ajakan agar para ibu menjadi motor perubahan di lingkungan masing-masing, serta memastikan anak-anak tumbuh di ruang aman yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi.

Reporter: Anugrah Fitria Berliannanda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun