Mohon tunggu...
Anton Wijaya
Anton Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Perawat yang suka ngeblog, serta mengikuti dan berbagi di media sosial. Biografi lengkap, ada di http://medianers.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Anggap Remeh Pembedahan

30 Juli 2012   13:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:26 3387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sejak 5 tahun yang lampau mengabdi sebagai Perawat di kamar bedah dan sudah puluhan kali terlibat dalam tim pembedahan  belum pernah mengalami kesulitan ketika operasi appendiktomi. Namun, pagi 5/7/2012 bintik-bintik keringat mucul di pori-pori kening ,karena panik.  Padahal pendingin ruangan hidup."

Sebelumnya saya ingin menjelaskan tentang kategori Pembedahan yang dapat dibedakan menjadi 4 bagian, diantaranya:

  1. Operasi besar khusus ( Operasi besar yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan butuh waktu  lama mengerjakanya).
  2. Operasi besar ( Operasi yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi).
  3. Operasi sedang ( Operasi yang tidak terlalu sulit dan tidak butuh waktu lama dalam mengerjakanya).
  4. Operasi kecil ( Operasi yang dianggap mudah dan cukup dengan bius lokal)

Kategori diatas saya gambarkan secara umum, biasanya tiap Rumah Sakit punya standar tertentu dalam mengkategorikan jenis operasi. Pada postingan ini, saya hanya membahas kategori operasi sedang, seperti operasi Appendiktomi ( memotong usus buntu). Jenis operasi tersebut, merupakan operasi yang dianggap mudah dan tidak butuh waktu lama dalam mengerjakan, biasanya 30 - 60 menit bisa selesai. Nah, pada kategori  sedang tersebut, saya pernah kecolongan, karena menganggap remeh. 'Ah, ini sebentar kok operasinya, habis itu bisa lanjut pada operasi lain'.  Saya juga pernah dengar dari mulut teman bahwa operasi appendiktomi itu gampang. [caption id="attachment_203640" align="aligncenter" width="518" caption="Tim Bedah. Dok: pribadi"][/caption] Operasi Appendiktomi dengan sayatan manual pararektal membuat saya stress, bukan karena pasienya syok atau apnea, tapi karena usus buntunya sulit dikeluarkan. Saat operasi, kewenangan saya memudahkan operator dalam memotong usus buntu, otomatis asisten yang baik harus tau bagaimana cara melancarkan jalanya operasi. Sayangnya, si usus buntu itu rapuh dan bersembunyi dibelakang usus besar, kemudian terjadi perlengketan, karena usus buntu bocor dan mengeluarkan nanah. Operator (Dokter ahli bedah) kelihatan panik,sebab diluar dugaan, jika ditarik usus buntu tersebut dengan bobcock (instrumen operasi untuk menjepit dan mengangkat jaringan lunak) maka ujung usus buntu itu bisa copot dan tambah bocor karena rapuh. Idealnya pemotongan pangkal usus buntu itu harus rapi dan sempurna. [caption id="attachment_203641" align="aligncenter" width="269" caption="Appendiks = Usus buntu. Appendiksitis= Peradangan pada usus buntu"]

13436524892133811386
13436524892133811386
[/caption] Dokter bedah sempat kelimpungan dan mengoceh. Dan, saya juga kehilangan akal, 'kok se sulit ini mengeluarkan usus buntu tersebut.' gumam dalam hati. Perawat sirkuler ( bagian dari tim bedah ) mengamati bahwa situasi yang panik dan stagnan tersebut perlu solusi dan beliau menyodorkan hak besar ( berfungsi menguak lokasi pembedahan)  kepada instrumentator dan  instrumentator memberikan pada saya. Hak besar tersebut sebagai penyelamat kepanikan, sehingga saya dapat menguak lokasi pembedahan lebar-lebar dan operator dapat bekerja sebagaimana mestinya. Dengan hati-hati operator membebaskan usus buntu dari omentum, memotong dan mengikat serta menjahit bagian yang tersisa agar tidak mengeluarkan darah. Setelah operasi selesai, pola pikir saya  berubah. Tidak ada tindakan operasi yang mudah, semuanya memiliki tingkat kesulitan berbeda, dan sayapun tidak ingin lagi menganggap remeh apapun jenis pembedahan. Kemudian, saya juga harus sadar,bahwa orang-orang yang berada dalam tim, mereka memiliki peran penting dalam setiap pembedahan, meskipun punya kapasitas dan wewenang yang berbeda. Diposting juga di  http://medianers.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun