Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Prabowo dan Estimasi Persekutuan Politik

18 Juni 2012   05:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50 2116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13399975341659226092

Hubungan Gerindra-Golkar adalah hubungan profesional, bukan hubungan emosional tidak seperti PDIP atau Demokrat klan SBY, dan Golkar selalu amat profesional dalam menjalin hubungan politik. Golkar dipastikan tidak akan membangun hubungan politik apapun kepada pihak yang menolak pencalonan Ical sebagai Presiden RI, ini berarti persekutuan politik Gerindra-Golkar pra Pemilu 2014 adalah mustahil, hubungan politik ini akan terwujud setelah ada kepastian siapa pemenang Pemilu 2014.  Jika basis indikator kita adalah survey politik maka Prabowo yang akan jadi Presiden RI, bila ini terjadi maka paket persekutuan Golkar dengan Gerindra amat mirip dengan paket penawaran persekutuan Golkar ke tangan Demokrat, namun Golkar akan sulit berhadapan dengan Prabowo yang keras kepala dan emosional namun cerdas serta visioner dengan SBY yang lamban, hati-hati dan menenggang perasaan. Disini Golkar akan berperanan sebagai 'penjaga kepentingan-kepentingan nasional Prabowo di Parlemen, seandainya Prabowo bisa menembus posisi Presiden RI'.

Gerindra-PKS

PKS sampai saat ini tidak melihat Gerindra sebagai bagian Nasionalis Kiri yang ekstrim, berbeda sekali pandangan PKS atau pelaku politik di kalangan PKS dalam melihat PDIP. -Persekutuan dengan PKS dijamin akan mudah, dan PKS tetap meminta lahan jatah kementerian yang selama ini dikuasainya seperti Kementerian Pertanian, Riset dan Informasi. Serta akan menambah persekutuan politik Gerindra dan PKS di seluruh kantong-kantong politik besar yang dikuasai PKS terutama di Jawa Barat.

Gerindra-Nasdem

Menurut banyak politisi, kemungkinan besar Nasdem akan lolos ambang batas perolehan minimal Partai Politik dalam Pemilu (Parlimentary Threshold), Prabowo tidak memiliki luka dalam hubungannya dengan Surya Paloh, tapi tentunya Prabowo akan berhati-hati bila berhubungan dengan Harry Tanoe, untuk menjaga perasaan keluarga Cendana, bagaimanapun Harry Tanoe masih bermasalah dengan keluarga Cendana terutama dalam kasus melebarnya sengketa kepemilikan TPI.

Prabowo dan Garis Ekonomi-nya

Sampai sekarang jaringan ekonomi terbesar Prabowo yang diketahui publik tentunya adalah adik kandung Prabowo, Hasjim Djojohadikusumo, menjadi pertanyaan besar apabila Prabowo menjadi Presiden RI dimanakah letak penting posisi politik Hasjim dalam rancangan gerak ekonomi nasional, Hasjim amat mengetahui ekonomi Makro dan Mikro serta permasalahan-permasalahan mendasar ekonomi Indonesia dari sisi praksis, belum lagi ipar Prabowo, Soedradjat Djiwandono mengerti tentang permasalahan ekonomi moneter di Indonesia, disini Prabowo tidak kekurangan ahli-ahli ekonominya, ingat ada beberapa gerbong ekonom-ekonom loyalis Sumitro Djojohadikusumo  siap berjalan di garis Prabowo, hanya masalahnya jenis ekonomi apakah yang akan ditarik oleh Prabowo?, apakah garis Widjojonomics yang liberal atau pilihan ekonom model Sukarno? -hanya saja ada satu catatan penting disini menyimak salah satu keluhan Soemitro Djojohadikusumo dalam otobiografinya, bahwa ia agak menyesali para ekonom-ekonom muda UI hanya karena kendala teknis tidak mengirimkan mereka ke Inggris yang lebih mengedepankan ekonomi Sosialis Kemakmuran, ketimbang mengirimkan mereka ke Amerika Serikat yang liberal. - dan lagi latar belakang Soemitro yang beraliran Sosialis, Soemitro sendiri adalah salah satu pembesar PSI, yang dijuluki Rosihan Anwar sebagai D' artagnan, salah satu Muskeeters yang anggun dan diluar kelompok Three Musketeers, seorang Sosialis yang kesepian.

Tentunya dalam iklan-iklan politik Prabowo yang secara eksplisit bermuara pada satu persoalan : -Merebut Kedaulatan Ekonomi Rakyat- harus dijadikan kontrak politik bersama antara Prabowo dengan Rakyat Indonesia, karena persoalan terbesar Indonesia saat ini adalah 'gagalnya bangsa kita menghapus kontrak-kontrak Konsesi model VOC dalam sistem kontrak tambang dan segala macam bentuk modal dan aliran komoditas lainnya'.

Apakah Prabowo bisa menjadi Hugo Chavez from Indonesia? -Anton DH Nugrahanto-.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun