Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asal Usul Marga Djie di Kediri

16 Oktober 2017   09:33 Diperbarui: 16 Oktober 2017   19:29 4386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaisar Qin Shihuangdi mengantar Xu Fu di Teluk Bohai, Yintai, Shandong ditahun 210 BC. (dokumen pribadi)

Di Kediri, Jawa Timur ada semarga keturunan Tionghoa Djie yang silsilahnya jelas berasalkan Xiamen, Hokkian yang ke Nusantara, pada saat ini mereka juga sudah menyebar ke mana-mana.

Sangat menarik bila menelusuri asal muasalnya marga ini yang di Tiongkok. Lain daripada kebanyakan hikayat marga-marga Tionghoa yang bermuluk-muluk diceritakan sebagai keturunan dari ketiga raja-raja Huang-di, Yan-di atau Chi-you yang dipercaya merupakan pemula kebangsaan Tionghoa di jaman purba kala, Marga Djie yang Mandarin-nya Xu ini jelas bisa ditelusuri asal usulnya sejauh 3000 tahun, dan juga tidak berkecampuran dengan marga lain yang menggabung kedalamnya, sehingga dari sebanyak 22,000 shemarga Tionghoa yang pernah ada, boleh dikatakan Djie itu adalah salah satu she yang tertua, bisa diurut ketulenannya dan bisa dipercaya riwayat terbetuknya.

Alkisah sejauh 4000 tahun lalu, sudah ada perantauan bangsa-bangsa berasalkan dari Iran dan Irag tiba di Bumi Timur Jauh yang mendirikan kerajaan Xia, Shang dan Zhou, 3 dinasti terdini yang membuka Tiongkok Semula di Henan. Terus menerus ada kedatangannya bangsa-bangsa dari Asia Tengah tersebut, yang juga membawakan kebudayaan mereka, sehingga pada suatu ketika terbentuklah kebangsaan Tionghoa sekarang ini.

Ada sekelompok bangsa Qin yang merupakan sisa suku Menasseh dari Israeli kuna. Israeli kuna bukan Yahudi, mereka seeyang dengan bangsa Arab, yang pernah diperbudakan oleh Assyria di Babilon, juga tiba di daerah Gansu di barat Kaisariah Zhou (1046-256 BC). Mereka membawa kuda yang sebelumnya tidak ada di Tiongkok Semula, dan menjadi penyuplai kebutuhan pasukan Kaisaryah Zhou, lama kelamaan pimpinan bangsa Qin yang bermarga Ying itu mulai mendirikan kerajaan kecil Qin diluar Kaisaryah Zhou.

Keturunan marga Ying dari Kerajaan Qin yang di Barat ini mulai menyabang kebagian timur dari Kaisaryah Zhou, dan juga mendirikan beberapa kerajaan kecil Marga Ying lainnya, seperti Negeri Xu , Tan , Lv (lu) , dan sebagainya.

Konon, Negeri Xu yang di sekarang Kabupaten Sihong, Jiangsu situ menduduki tanah subur yang bisa disebut "bakul nasi" di sekitar danau besar Hongze dan kali besar Huai-he. Sewaktu Dinasti Zhou dibawah kuasa Raja Mu-wang dari tahun 976 hingga 922 BC, Negeri Xu ini sudah menjadi sangat makmur di "Laut Timur" Tiongkok dibawah pimpinan Pangeran Ying Yan.

Pangeran Ying Yan sangat cakap mengatur negerinya dengan mengajukan industri kerajinan tangan, pertenunan sutra dan pertanian beras, sampai berkelebihan yang bisa diekspor ke negeri disekelilingnya.

Negerinya menjadi makmur dan sangat tenteram, yang ini sampai mengagumkan banyak negeri adipati Kerajaan Zhou yang mengitarinya untuk datang berdagang dengannya. Ternyata Negeri Tjio yang di Henan juga ikut membeli bahan sandang pangan dari Xu dizaman itu. Menjadikan Negeri Xu ini pusat perniagaan dibagian timur Tiongkok sewaktu itu.

Suatu ketika, Pangeran Ying Yan yang sudah menjadi cukong didaerah Laut Timur Tiongkok ini berambisi mau mencaplok kerajaan Zhou, yang pada saat itu sudah kelihatannya merosot dan terpecah-belah menjadi ratusan negeri adipati.

Atas bujukan Perdana Mentri Tao You, bahwa sudah tiba pada waktunya, karena ada isyarat dari Tuhan yang berkali-kali dipertunjukkan padanya. Yaitu, sewaktu Sang Pangeran menjuruskan kedua tangannya keatas langit pada suatu upacara pengucapan sukur buat panen baik dalam tahun itu, sekonyong-konyong ada petir melintas diatasnya, dan diatas langit Danau Hongze pun segera menjadi merah. Sekali lagi, sewaktu Pangeran membawa anak-anak dan menterinya pergi meninjau proyek saluran air, melihat 30,000 buruh sedang membanting tulang menggali saluran disana, dia juga ikut turun tangan memacul tanah, tak tersangka bisa tergali sebuah panah berwarna merah yang terpendam disitu. Kedua kejadian ini dianggap isyarat tepat untuk menggantikan Imperial Zhou dengan dirinya.

Juga datanglah saatnya, ketika Raja Zhou Mu-wang yang sedang terbenam dalam kemesraan percintaan dengan seorang ratu cantik, yang bernama Jiang Huan dari kesukuan Persia Danau Yao-chi di Gunung Kunlun, terletak di Heavenly Lake Tian-chi dekat Urumqi, Xinjiang yang berkejauhan dari wilayah hunian kerajaannya di Luoyang, Henan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun