Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendaki Tembok Batu Ston di Kroasia

21 Agustus 2017   05:15 Diperbarui: 21 Agustus 2017   05:20 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerja sama antara Dalmasia setempat dan arsitek Venesia, Michelozzo, Bernardino Gatti dan Giorgio da Sebenico, di abad 15 membangun tembok sepanjang 7 kilometer yang merangkuli Bukit Podzvizd, lengkap dengan 40 gerdu pengawas disepanjang tembok, dan 5 benteng yang fungsinya untuk melindungi penghasil kekayaan Dubrovnik, dari produksi garam dikaki bukit sekitar Ston ini.

Sekarang hanya 5,5 kilometer dengan 20 gerdu pengawasnya yang masih sisa disana, karena terjadi pembongkaran setelah Republik Ragusa jatuh ditangan Napoleon di tahun 1808, dan kemudian jatuh pada Kerajaan Habsburg Austria-Hungary di tahun 1868. Apalagi orang-orang Austria disitu terus mengambil bahan batu dari tembok untuk membangun sekolahan, gedung pertemuan dan Panggung Kemenangan untuk menyambut kedatangan Kaisar Austria, Franz Joseph I di Dubrovnik pada tahun 1884.

(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
Potongan tembok yang terbentang menghadap Ston terletak diketinggian 224 meter pertengahan Bukit Podzvizd, itu hanya merupakan sebagian kecil dari keseruruhan tembok yang tersisa, di kedua sampingnya, masing-masing ada tembok panjang yang menjurus ke Mali Ston dibelakang bukit, semua itu sudah dipugar dan sedia untuk didaki.
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
Sudah punya karcis ditangan, sebelum boleh lewat, masih diperiksa keaslian tanggal berlakunya oleh satu penjaga tadi.

Didepan mata mulai ada anak tangga batu selebar semeteran disisi tembok panjang menuju ke gerdu utama. Iseng saja menguji sang penjaga tadi, sambil menuding ke jurusan kibaran bendera diatas gerdu itu, "Berapa step untuk mencapai kesana, Pak?" Agak merasa malu dia menjawabnya, "Tidak tahu, belum pernah menghitungnya." "Jumlahnya 238 anak tangga, Pak." saya beritahukan sekembalinya dari sana.

(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
Cerah matahari dan sejuk angin laut semilir mengiringi memanjat tangga-tangga setengah berlari, ketimbang mendaki Tembok Besar Simatai di Beijing bulan lalu, yang ini tidak banyak memakan tenaga, dapat mencapai gerdu utama dalam beberapa menit saja.

Gerdu ini berlantai tiga, dibawahnya adalah gerbang lintasan pasukan keluar masuk dalam keadaan perang pembelaan diri. Kita mencapai dilantai tengah yang hanya kira-kira selebar 10 X 10 meter persegi, lalu dibelakangnya ada tetangga lengkung untuk memanjat ke lantai atap.

(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
Di atas sini ada hiasan sandaran lubang pemanah yang menghadap ke bukit dibelakang, dan disisi kanan ada tiang yang mengibarkan bendera Kroasia, seketika mengalingkan kepala ke muka depan, tak tertahan membentangkan lengan lebar-lebar dan berseru "wow", pada keindahan panorama yang terpapar dibawah bukit.

Pedesaan Ston dengan atap merah yang teratur rapih terletak tidak jauh dikaki bukit, dikejauhan kiri adalah teluk perikanan, dan yang di kanan sana, itulah tambak garam yang pernah jaya, sehingga perlu membentuk pertahanan begini untuk melindunginya.

(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
Dari sini tembok menyayap melingkari kebelakang bukit dan berakhir di Mali Ston. Tembok panjang itu mendaki bukit dibelakang semak-semak, tapi samar-samar kelihatan bentuknya serupa Tembok Tiongkok, selain dilengkapi sandaran pemanah, juga ada satu gerdu pengamat dalam jarak tertentu disepanjang tembok.
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
(Anthony Hocktong Tjio)
Berhasrat lebih jauh meninjau keseluruhan Tembok Ston ini, tetapi waktu sudah tidak mengizinkan, dengan hati kurang rela mengangkat kaki bergegas turun kembali ke bis. Sekali lagi menghitung jumlah step, tetap 238 sampai di pos penjaga dipertigaan tadi.
ston-12-5999bf787a7ea5187b280152.jpg
ston-12-5999bf787a7ea5187b280152.jpg
Ada kesamaan dalam corak Tembok Batu Ston ini dengan Tembok Besar Tiongkok, dasarnya yang di sini belum banyak dikenal, meskipun dalam kenyataannya adalah beberapa ratus tahun lebih senior daripada Tembok Badaling, malah sekarang dipasarkan sebagai Great Wall China di Eropah. Dari itu, seadilnya perlu mengulas ulang riwayat Tembok Besar menjadi Tembok Ston yang di Tiongkok.

Silahkan membaca: Riwayat Singkat Tembok Besar Tiongkok di kompasiana.com/anthonytjio

Tulisan dan foto oleh: Anthony Hocktong Tjio.

Monterey Park, CA. 20 Agustus 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun