Nyonya Penang. (gambar diambil dari visitpenang.com)
KOSA KATA NYONYA DARI NIO
Oleh: Anthony Hocktong Tjio.
娘惹 Niu-nyah itulah Nyonya dalam ejaan Hokkian, panggilan kehormatan kepada wanita peranakan Tionghoa dalam bahasa sehari hari, bisa jadi asalnya dari Malaya.
Sejak pembukaan secara tidak resmi itu peraturan Tionghoa dilarang berlaut dimasa Dinasti Ming, Tanglang dari Hokkian mulai melepaskan diri mereka untuk mencari penghidupan yang lebih layak di Nusantara yang mereka sebut Nanyang atau lautan selatan dari abad 15 sampai 18. Semula yang dipelopori oleh golongan nelayan maupun perompak laut itu masih belum mengenal Indonesia tetapi sudah menuju ke Malaka dan Penang, seperti ceritanya Hang Li Po yang dikawal Hang Tuah bersaudara di Malaka, dan adanya catatan Annal Penang yang mengatakan bahwa para nelayan Hokkian dari Haideng di Xiamen yang pertama-tama mendarat dan menjadikan Penang sekarang kota orang Tanglang. Telah dinyatakan bahasa Hokkian yang dibicarakan di Penang itu dialect Min-nan yang masih asli dari Hokkian Cangciu (Zhangzhou) dan Cuanciu (Quanzhou) seperti di Taiwan, karena memangnya mereka berasalkan dari sana, termasuk Marga Queck (Kwee) yang asalnya dari Baiqi Quanzhou yang termasuk dalam golongan pertama yang tiba di Penang.
Orang Hokkian maupun keturuannya dimana-mana, kebanyakan anak perempuan mereka bernama dengan achiran: 娘, Niang, yang lafal Hokkian tepatnya adalah “niu”, tetapi dalam nada peranakan yang biasanya lebih berat, kedengarannya menjadi “Nio”.
Nama Nio ini masih banyak diantara generasi kita atau sebelumnya di Jawa Tengah sampai Jawa Timur. Perempuan Hoakiaw maupun keturunan Tionghoa disana hampir merata mempunyai nama yang diachiri Nio, seperti Lan Nio, Lian Nio, Liang Nio, Lotje Nio dan sebagainya, begitulah hampir semua anak perempuan dinamakan Nio. Bisa jadi ibunda kalian pun bernama Nio. Asal panggil saja: "nio" didalam pasar, pasti banyak perempuan akan menengok padamu. Mengapa bisa begitu, dan apakah orang tua kita hanya mengambil gampangnya saja menamakan Nio ini dan Nio itu? Kita cari asal usulnya.
Asal usul nama Nio:
Awalnya, Niang atau Nio itu berarti ibunda dalam Tionghoa. Sebutan ini lain daripada sebutan universal: Mama untuk panggilan ibu. Kata mama tersebut dikira baru muncul di Eropah pada tahun 1570an, dari meminjam suara pertama bayi yang mulai berbicara, atau dari suara bayi yang dikeluarkan sewaktu menyusu ibu, maka payudara juga disebut Mamma, dan binatang menyusu disebut Mammalia.
Tionghoa malah punya aksara chusus untuk ibunda tersebut, yaitu Niang 娘. Entah dari kapan kata Niang ini terbentuk sedemikian rupa dari evolusi aksara purbanya 孃, tetapi setiap aksara Tionghoa memang dicipta berdasarkan makna dan suaranya masing-masing kata. Kita bedah kata Niang tersebut, 娘, menjadi dua belah: samping kiri dan samping kanan. Simbol samping kiri 女 menandakan karakter seorang wanita yang bunyinya “nu”, sedangkan simbol yang disebelah kanannya itu yang membawa bunyi “liang” 良artinya sempurna, dari paduan bunyi nu dan liang tersebut menjadikan ‘n (u-l) iang’, dan maknanya: ibunda adalah wanita yang sempurna, setidak-tidaknya demikianlah dalam hati Tionghoa.