Mohon tunggu...
Ansell Reinhart Janova
Ansell Reinhart Janova Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lebih Dulu Ayam atau Telur, Pentingnya Point of View

17 Februari 2023   10:39 Diperbarui: 17 Februari 2023   10:42 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lebih dulu ayam atau telur, sebuah perdebatan yang telah berlangsung lebih dari ribuan tahun lalu. Pertanyaan ini dipopulerkan oleh Aristoteles pada zaman Yunani Kuno dan disederhanakan oleh filsuf yunani lain, Plutarkhos. 

Jawaban dari para pemuka agama menyatakan bahwa Tuhan menciptakan binatang sehingga jawabannya adalah ayam, sedangkan para peneliti mengatakan bahwa ayam merupakan hasil evolusi sehingga telur akan ada lebih dulu, tetapi hal tersebut disangkal oleh peneliti terkenal, Stephen Hawking.

Baca juga: Bayangan Kedamaian

 Stephen Hawking menyatakan bahwa terdapat protein di telur yang hanya bisa berasal dari ayam.  Memanglah benar, ayam berasal dari telur, dan telur berasal dari ayam, namun apakah keduanya merupakan sebuah alasan untuk permasalahan? 

Jawabannya tidak, permasalahan tersebut merupakan salah satu masalah filosofis dimana jawaban akan berubah tergantung cara pandang kita terhadap masalah.

Masalah sendiri merupakan sebuah bentuk bentrokan terhadap cara pandang dari beberapa kelompok maupun individu. Permasalahan yang melibatkan cara pandang tidak hanya ada pada masalah filosofis, pada skala yang lebih besar seperti penggusuran rumah di pinggir kali. 

Pemerintah sering kali melakukan penggusuran untuk warga yang mendirikan rumah di pinggir kali, hal ini merupakan salah satu langkah yang benar untuk memperindah lingkungan, bahkan penggusuran ini merupakan salah satu solusi pencemaran sungai di Indonesia. 

Namun ketika kita melihat penggusuran dari sudut pandang orang yang digusur, pemerintah terlihat seperti sedang menghina kaum kurang beruntung. 

Orang-orang yang tiap harinya bersusah payah mengumpulkan makan malamnya melihat gubuk yang sudah didirikannya diratakan oleh mesin berat. Apakah hidup orang-orang tersebut sendiri adalah kesalahan, ataukah idealisme pemerintah yang salah.  

Seperti yang saya ilustrasikan sebelumnya pada masa ini kita masih belum memiliki pertimbangan dan juga solusi yang tepat pada sebuah masalah sehingga yang terjadi adalah orang yang mempunyai sebuah kekuasaan akan berdiri menjadi sebuah pemenang. 

Hal ini sering kita temukan pada masalah keluarga antara orang tua dengan anaknya. Orang tua yang memikirkan masa depan anaknya terus menekan berbagai hal mulai dari ambisi, harapan, dan bahkan jalan hidupnya. 

Dengan dasar pengalaman yang jauh lebih banyak orang tua membenarkan diri untuk menginjak-injak sudut pandang anaknya sehingga mimpi dan juga bakat yang dimiliki seorang anak menjadi terpendam bahkan hilang seiring waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun