Mohon tunggu...
Ansarullah Lawi
Ansarullah Lawi Mohon Tunggu... Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Batam (ITEBA)

Pengampu Matakuliah Perancangan Produk dan Technopreneurship, Peneliti Ergonomi dan Lingkungan, Pengamat Politik, Pemerhati Pendidikan di Era Digitalisasi, Penggemar Desain Grafis, dll Semuanya dicoba untuk dirangkum dalam beberapa tulisan blog. Stay Tune! (^_^)v

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Jamur Pemakan Plastik: Harapan Baru Lautan Kita?

3 Juni 2025   10:23 Diperbarui: 3 Juni 2025   12:44 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamur Pemakan Plastik (Sumber: thebusinessmagnets.com)

 

Sampah plastik di lautan adalah salah satu isu lingkungan yang paling mendesak dan pelik saat ini. Setiap tahun, plastik terus terbuang ke laut dengan jumlah yang sangat besar. Bayangkan, lebih dari 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya. Ini bukan hanya masalah bagi kehidupan laut, tetapi juga bagi kita sebagai manusia. Plastik yang terbuang di lautan dapat merusak ekosistem, mengancam kesehatan biota laut, bahkan dapat masuk ke dalam rantai makanan manusia. Kita, sebagai manusia, menjadi bagian dari masalah besar ini, dan meskipun sudah ada berbagai upaya untuk mengurangi polusi plastik, kenyataannya masih banyak yang harus dilakukan. Namun, baru-baru ini, sebuah penemuan menarik memberi sedikit harapan untuk mengatasi masalah ini. Penemuan itu datang dari alam, tepatnya sebuah jamur yang mampu memakan plastik.

"Jika kita ingin melihat perubahan yang berarti, kita tidak bisa hanya bergantung pada teknologi---kita semua harus berperan aktif dalam mengubah kebiasaan kita sehari-hari."

Jamur ini disebut Parengyodontium album, dan ia ditemukan oleh para ilmuwan yang sedang mempelajari ekosistem mikroba di sekitar Great Pacific Garbage Patch. Great Pacific Garbage Patch adalah wilayah di Samudra Pasifik yang menjadi tempat penumpukan sampah plastik terbesar di dunia. Tumpukan plastik ini begitu besar dan luas, sehingga hampir tak terbayangkan. Berbagai usaha sudah dilakukan untuk membersihkan wilayah ini, namun hasilnya masih jauh dari memadai. Salah satu cara yang banyak dicoba adalah dengan mengumpulkan plastik menggunakan alat berat, tetapi metode ini berisiko merusak ekosistem laut. Di sinilah penemuan jamur pemakan plastik ini memberikan secercah harapan.

"Alam selalu menemukan cara untuk mengatasi masalah yang kita buat, tetapi kita harus memberi waktu dan ruang bagi solusi alami untuk berkembang."

Jamur Parengyodontium album memiliki kemampuan yang luar biasa: ia bisa memecah plastik, terutama plastik polyethylene, yang merupakan jenis plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kantong plastik dan botol air. Plastik polyethylene adalah salah satu kontributor terbesar terhadap sampah plastik yang mencemari lautan. Jadi, temuan ini sangat penting, karena membuka kemungkinan bahwa kita mungkin bisa memanfaatkan organisme alami untuk membantu membersihkan lautan dari plastik. Namun, ada catatan penting: meskipun jamur ini dapat memecah plastik, prosesnya tidak terjadi dalam waktu yang cepat. Jamur ini lebih efektif terhadap plastik yang sudah terpapar sinar ultraviolet (UV), yang memang sudah mulai mengalami proses degradasi secara alami. Jadi, meskipun P. album dapat memakan plastik, ia tidak bisa menangani semua plastik yang ada dalam waktu singkat.

"Meskipun alam memiliki solusi, kita tetap harus bertindak sekarang, sebelum kerusakan yang lebih besar terjadi."

Kenapa hal ini penting? Karena meskipun jamur ini bisa membantu, jumlah plastik yang masuk ke lautan setiap tahun jauh lebih banyak daripada yang bisa diuraikan oleh jamur tersebut. Setiap hari, jutaan ton plastik baru terbuang ke laut, mencemari habitat laut yang sangat sensitif. Plastik bukan hanya membahayakan makhluk hidup di laut, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Karena itu, upaya untuk memecahkan masalah ini harus dilakukan dari berbagai sisi. Salah satu langkah utama yang perlu kita ambil adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.

"Perubahan besar dimulai dari keputusan kecil yang kita buat setiap hari---mulailah dengan mengurangi plastik sekali pakai."

Sebelum kita terlalu bergantung pada penemuan seperti jamur ini, kita harus menyadari bahwa solusi jangka panjang untuk masalah plastik tidak akan datang begitu saja. Kita perlu berhenti menggunakan plastik sekali pakai sebisa mungkin. Kita semua harus lebih cerdas dalam memilih produk, beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, dan mengurangi konsumsi plastik yang tidak perlu. Sebagai contoh, kita bisa menggunakan tas belanja yang bisa dipakai berulang kali, menghindari penggunaan sedotan plastik, atau memilih kemasan produk yang lebih ramah lingkungan. Jika setiap individu melakukan langkah kecil ini, dampaknya akan sangat besar dalam mengurangi jumlah plastik yang akhirnya mencemari lautan kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun