Mohon tunggu...
Sasa
Sasa Mohon Tunggu... Lainnya - Anrohmah

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Bukan Aku (Part 2, End)

24 Februari 2021   22:18 Diperbarui: 24 Februari 2021   22:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang ini aku sudah duduk manis kursi belajarnya Lila sembari menatap keliling isi ruang bercorak pokemon. Sambil menanti Lila dari dapur, pandanganku terarah pada sebuah foto yang berisikan gadis kecil lucu dengan pipi tambun sedang memegang boneka pokemon dan anak balita laki-laki yang duduk disamping gadis tambun itu. Sekilas aku tidak yakin jika gadis yang didalam foto itu adalah Lila, karena postur tubuh yang sangat berbeda dengan Lila yang sekarang.

"lo kaget ya liat fotoku" ucap Lila yang ternyata sudah berada diatas ranjang dan entah kapan masuk kamar.

"eh iya, eh maaf La maksud gue nggak sep..."

"santai aja kali, emang semua orang juga bakal bereaksi seperti itu kok kalo liat foto gue waktu SMP. Mumpung lo udah tahu masa lalu gue, sekarang tinggal gue ceritain pengalaman gue waktu dulu"

Lila menceritakan panjang lebar kisah yang dialaminya mulai dia jadi korban bullying. Jadi bahan ejekan teman sekelas yang membuatnya benci dengan semua orang dan tidak ingin melanjutkan sekolah. Dia juga menceritakan kisahnya jika dia pindah sekolah ketika kelas tujuh dan tidak melanjutkan sekolah di tempat formal. Ia terlalu trauma dengan pengalaman buruknya. Selama dia belajar dirumah, ia mulai mengontrol pola makannya sehingga hal itulah yang menjadikan seperti saat ini. Lila juga menyempatkan cerita tentang sosok dibalik perjuangannya melawan pembulian yaitu sepupunya Aan. 

Aan selalu melindungi Lila dari pelaku pembulian dan yang membuat Asa terkagum-kagum ialah tindakan heroik Aan ketika Lila dilempari sepatu dan mengenai kepalanya. Aan yang masih berumur sepuluh tahun, berteriak kesal hingga membuat seisi kelas terdiam lalu berkata "kalian tau nggak sih, yang lebih jelek dari sampah itu apa? 

Kalian, kalian yang selalu menghina orang lain tanpa membayangkan jika kalian jadi seperti mereka. Kalian yang nggak pernah mengerti perasaan mereka dan justru memperparah keadaan mereka dengan kata-kata hina itu, coba deh sesekali ngaca liat tu muka emang kalian lebih baik dari mereka? Mulai saat ini kalo masih ada yang ngehina Lila lagi, ancur sekolah lo pada". Lila juga menceritakan betapa kagetnya ia melihat Aan yang masih berumur sebelas tahun memiliki pemikiran yang seperti itu. Hingga membuat seisi kelas segera meminta maaf pada Lila.

"badddasssss" timpal Asa. "wihh gila sepupu lo keren banget baru sebelas tahun punya pemikiran itu"

"haha, gue aja juga nggak nyangka. Tapi kalo dipikir-pikir ya nggak ada yang salah sih soalnya dia anaknya emang gitu, dari kecil aja didikan orang tuanya emang keren. Sayangnya gue udah lama nggak ketemu dia, semenjak bokap gue pindah ke luar kota dan memilih home schooling kita udah nggak pernah ketemu"

"oh iya La sorry nyela, ini tujuan kita kemari mau ngapain?"

"eh iya, gue lupa hahaha... Tadi karna lo udah liat cerita masa lalu gue dan ya gue cuma pengin bilang ke lo kalo nggak ada manusia yang sepenuhnya sempurna contohnya orang ada didepan lo ini, gue. Hari ini mungkin gue terlihat lebih baik dari lo tapi waktu dulu gue yakin kehidupan lo nggak seburuk gue. Lo masih punya gue yang selalu dukung lo buat ngejalanin hidup ini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun