Mohon tunggu...
Agung Nugroho Puspito
Agung Nugroho Puspito Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

National Centre Of Excellence In Molecular Biology, University Of The Punjab. (Sak temene kesel sekolah terus, ora nduwe pilihan maneh)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Positif Pakistan

27 Juli 2011   16:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:19 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada fenomena yang menarik untuk diamati dari kondisi social-politik Negara Pakistan, setiap kali mendengar nama Negara ini pasti banyak yang berseru, “Negara kacau balau atau Negara pengekspor teroris”. Sesuatu yang wajar bilamana kita berasumsi seperti itu, kami yang berada disini pun berpendapat demikian.

Akhir-akhir ini rasanya hampir tiap hari mendengar kalimat “Positif Pakistan” dalam percakapan mahasiswa local, saya pun akhirnya tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang bahan diskusi dikalangan mereka. Dengan bertanya langsung atau mencari informasi di internet.

Mereka sampaikan secara antusias ketika saya coba bertanya, memahami apa-apa yang terjadi. Pelajar local dengan tatapan tajam coba menerangkan arti penting dari “Positif Pakistan” bagi masyarakat dan Negara mereka. Usaha nyata dari sekumpulan anak-anak muda untuk memberi sumbangsih dalam menciptakan kondisi Pakistan yang lebih stabil juga mencoba memperbaharui image Negara Pakistan didunia International.

Semua berawal dari kegelisahan dengan kenyataan yang ada, rangkaian peristiwa demi peristiwa seakan menenggelamkan Pakistan jauh kedalam dasar samudra. Bom bunuh diri, konflik sectarian, konflik kepentingan dan banyak lagi hal-hal lain penambah beban masyarakat Pakistan.

Setiap kali saya berkenalan dengan orang local, mereka selalu bertanya “apa pendapat kamu tentang kami, apakah anda memasukkan kami sebagai kumpulan orang barbar”. Pertanyaan yang harus dijawab dengan kehati-hatian atau menjawab dengan memberi harapan. Itu yang saya lakukan selama ini.

Dari sinilah pemuda-pemuda itu berserikat, berhimpun dalam suatu naungan bersama dengan visi, misi yang sama pula yaitu sumbangsih dari hal kecil sampai besar untuk kemaslahatan masyarakat juga kelangsungan Negara Pakistan.

Terlahirkan suatu organisasi social intelektual bernama “Positif Pakistan”, organisasi ini sebuah gerakan revolusioner dari putra-putri Pakistan. Yang mana mengambil pemikiran dari dua pribadi pendiri Negara Pakistan yaitu Muhammad Iqbaldan Mohammad Ali Jinnah sebagai pondasi dasar organisasi ini.

Usaha-usaha mereka sangat nyata sekali. kampanye, seminar-seminar, penulisan artikel, perekutan anggota baru, juga tidak luput usaha pengkaderan oleh mereka.

Sekumpulan Pemuda-pemudi dengan pendidikan dalam dan luar negeri yang gelisah akan kondisi bangsa dan negaranya mulai melebarkan sayap, dari kota-kota besar sampai kota-kota kecil, dari satu universitas ke universitas lain dan dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya.

Mengajarkan betapa pentingnya toleransi, hormat-menghormati, memegang teguh nilai dasar Islam dan betapa pentingnya bersatu dalam kemajemukan. Inilah yang saya tangkap sampai saat ini.

Tepatnya seminggu yang lalu saya coba hadir dalam seminar yang digagas pemuda-pemudi ini. Sungguh saya dalam keadaan terkejut, mereka benar-benar anak muda dengan gelar Ph.D, MPhil yang mana usia rata-rata dari mereka 24 sampai 28 tahun saja. Selain itu yang membuat saya terkejut banyak dari mereka yang bekerja diluar negeri mau meluangkan waktu untuk mewujudkan cita-cita besar itu. Berhimpun bersama, berfikir bersama untuk Negara mereka.

Pada awalnya saya bersikap pesimis melihat ini semua, saya berfikir ini akan sama saja dengan organisasi yang ada di Indonesia. Yang terlibat didalamnya butuh untuk aktualisasi diri, eksistensi diri atau yang terburuk memanfaatkan momentum untuk kepentingan mereka sendiri. Dengan melihat wajah pemuda-pemudi itu, pemikiran-pemikiran dan strategi mereka, saya menjadi begitu yakin bahwa ini bukan bunga disatu musim saja.

“Kami percaya bahwa lebih baik menyalakan lilin, daripada mengutuk kegelapan” (Positif Pakistan).

Ada pertanyaan besar dari saya, bagaimana mereka bisa menyelamatkan idealisme itu? Inilah tantangan terbesar yang mereka hadapi, bukan yang lain.

Kenapa saya memilih pertanyaan itu untuk diajukan, karena pertanyaan ini tidak bisa dilewati oleh sebagian besar Putra-Putri Indonesia, hanya sebagian saja dari kita yang mampu menjawab pertanyaan itu dengan benar. Cara menyelamatkan idealisme.

Bangkit Pakistan, tajuk yang saya baca dalam selebaran-selebaran, posting jejaring social, ajakan untuk bangkit bersama-sama mewujudkan harapan. Semua bukan mimpi tapi butuh bekerja lebih keras lagi.

Saya begitu yakin pemuda-pemudi ini bisa melewati diri mereka sendiri, dan saya berdoa untuk keselamatan Idealisme mereka. Selamat berjuang Positif Pakistan, selamat berjuang anak-anak muda, selamat berjuang untuk PAKISTAN-mu itu.

Kalian layak mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk membuktikan diri dengan tantangan rumit didepan mata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun