Di era yang dinamis ini, semuanya berubah. Entah itu SDM yang kurang dibutuhkan lagi, bonus demografi meluap, atau malah PHK yang terjadi dimana mana. Hal ini memicu adanya pengangguran diantara masyarakat terutama di Indonesia. Namun, apakah hal tadi khususnya bonus demografi yang menjadi penyebab utama pengangguran terjadi?
Bonus demografi, atau secara garis besar adalah saat tenaga kerja produktif jauh lebih banyak daripada tenaga kerja non produktif. Menurut Kominfo, Bonus demografi yang dimaksud adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Hal ini jika dilihat dari sisi lain menguntungkan bukan? Tapi kenapa banyak yang menjadikan hal ini buruk? Menurut sebagian orang, karena peningkatan tenaga kerja produktif itulah yang menyebabkan lapangan kerja gampang menipis.Â
Selain itu, adanya bonus demografi menyebabkan persaingan yang ketat antara calon pekerja baru dan calon pekerja yang sudah expert dan berpengalaman. Hal inilah yang menyebabkan banyak calon pekerja yang sulit menemukan pekerjaan.Â
Padahal, sebenarnya kalau ditinjau lagi, sebenernya bukan lapangan kerja yang terbatas, tapi orang yang biasanya terlalu pemilih dalam memasuki suatu pekerjaan. Di zaman yang sekarang ini sebenarnya lebih banyak lapangan kerja baru yang jarang dinotis sebagian orang, jadi ini tentang pemahaman seseorang itu sendiri dalam mendapat info mana pekerjaan yang bisa di apply. Kita sendiri misalnya, dari dulu hanya dibekali pengetahuan pekerjaan formal yang itu itu saja. Dokter, insinyur, pengusaha, pegawai negeri. Tidak sering kita mendengar pekerjaan yang asing, seperti content creator, afiliator, operasional IT dan sungguh banyak lagi.Â
Sekarang beredar juga hal hal berbau AI dan banyak lagi yang menyebabkan SDM kurang dibutuhkan lagi. Jadi sebenarnya banyak hal yang menjadi faktor minimnya lapangan pekerjaan. Tapi, hal modern tadi sebenarnya juga tidak menutup lapangan kita bekerja. Karena sesungguhnya sumber daya manusia itu tidak bisa digantikan. Secerdas apapun robot buatan itu, tidak ada yang mengalahkan manusia. Karena manusia itu punya perasaan tersendiri.Â
Yang kedua, hal ini bukannya minim lapangan kerja, tapi sumber daya manusianya yang kurang qualified di instansi atau pelowong pekerjaan tadi. Banyak orang yang masih minim dalam pendidikannya bahkan terkadang tidak mendapatkan hak pendidikan yang layak. Hal ini juga membuat pelowong pekerjaan masih mikir mikir untuk mempekerjakan seseorang tadi.Â
Saya memiliki opini seperti tadi. Jadi, bisa disimpulkan minimnya lapangan pekerjaan tadi bukan diakibatkan bonus demografi sepenuhnya
Sumber:
Satria Aji Setiawan. (2019) Mengoptimalkan Bonus Demografi Untuk Mengurangi Tingkat Kemiskinan di Indonesia. Diakses 21 Agustus 2023. http://jak.lan.go.id/index.php/jurnalpusaka/article/view/34
Kominfo. (2020) Komitmen Pemerintah Wujudkan Bonus Demografi yang Berkualitas. Diakses 29 Agustus 2023. https://www.kominfo.go.id/content/detail/27423/komitmen-pemerintah-wujudkan-bonus-demografi-yang-berkualitas/0/berita#:~:text=Bonus%20demografi%20yang%20dimaksud%20adalah,dari%20total%20jumlah%20penduduk%20Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H