Mohon tunggu...
Annisa Nurul
Annisa Nurul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Keep Happy

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rumah, Tempat Perlindungan atau Neraka?

28 Mei 2021   19:13 Diperbarui: 28 Mei 2021   19:22 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada anak remaja milenial sekarang, tak jarang kita menemukan fenomena ini.
Remaja lebih senang berada di luar dan bersenang senang dengan temannya dan memilih untuk tidak pulang. Sekalinya pulang, ia pun tidak pernah betah di rumah dikarenakan ia merasa rumahnya seperti neraka.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan mereka merasa tidak nyaman dengan keadaan yang ada di rumah, salah satunya adalah perlakuan orang tua kepada mereka. Mereka menganggap bahwa orang tua mereka terlalu mengekang sampai ada yang tidak peduli dengan keadaan dirinya. Ada pula yang menganggap orang tuanya terlalu menekan mereka hingga mereka sulit untuk melakukan sesuatu dengan bebas.

Mengapa bisa terjadi?

Salah satu faktor yang mempengaruhi fenomena ini adalah cara pola asuh orang tua pada anak. Menurut Baumrind, terdapat 3 bentuk pola asuh. Diantaranya adalah pola asuh otoriter, otoritatif, dan permisif.

Otoriter adalah pola asuh yang memaksa anaknya untuk mengikuti keinginannya dan adanya kontrol yang sangat tinggi pada anak. Tipe pola asuh seperti ini mengharapkan anaknya menjadi patuh terhadap orang tuanya. Salah satu perilaku yang muncul dari pola asuh ini adalah mengekang anaknya, menginginkan anaknya tunduk patuh, tidak memberikan anaknya memilih dan memberi pendapat pada saat berdiskusi

Pola asuh ini dapat menyebabkan dampak pada anaknya yaitu anaknya menjadi tidak dapat mengambil keputusan sendiri, kurang bahagia, dan adanya permasalahan pada bersosialisasi dan berkomunikasi.

Autoritatif adalah pola asuh yang mendorong anaknya untuk mempunyai kebebasan dan mandiri namun tetap mempunyai batasan-batasan yang harus dipatuhi. Karakteristik pola asuh ini adalah terbuka dengan anak, hangat, suportif, dan menghargai kemandirian.

Dampak dari pola asuh ini pada anak adalah anak mempunyai kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi dengan baik, mandiri, dapat mengatasi tekanan dari luar, dan mempunyai kontrol diri yang baik.

Permisif adalah pola asuh yang memberikan anaknya kebebasan tanpa adanya batasan. Pola asuh ini membiarkan anaknya untuk melakukan apa saja yang ia sukai, tidak ada pemberian aturan dan jarang memberi hukuman kepada anaknya.

Dampak dari pola asuh ini kepada anak yaitu anak menjadi manja, tidak pernah mengatur dirinya sendiri, egosentris, dan menjadi tidak patuh kepada orang tuanya.

Bagaimana cara mengetahui pola asuh yang baik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun