Mohon tunggu...
Annisa Nur Alimah
Annisa Nur Alimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Islam: Aliran Syi'ah

27 Desember 2023   22:05 Diperbarui: 2 Januari 2024   16:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Islam, sebagai agama yang besar dan luas, memiliki berbagai aliran atau mazhab yang membentuk keragaman dalam interpretasi ajaran-ajaran agamawi. Salah satu aliran yang signifikan dalam Islam adalah aliran Syi'ah.

Aliran Syi'ah memiliki akar sejarah yang berawal dari periode setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Syi'ah meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam seharusnya dilanjutkan oleh keluarga Nabi, dimulai dengan Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi, yang dianggap sebagai Imam pertama. Syi'ah juga memberikan posisi penting pada para Imam dari keturunan Ali, yang dianggap memiliki otoritas ilahi untuk memimpin umat. Syi'ah bermula dari periode awal Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad. Kelompok ini meyakini bahwa kepemimpinan spiritual dan politik harus diwariskan secara langsung dari keturunan Nabi, dimulai dengan Imam Ali, sepupu dan menantu Nabi. Peristiwa-peristiwa seperti Tragedi Karbala pada tahun 680 M, di mana cucu Nabi, Imam Husain, terbunuh, menjadi momen penting dalam sejarah Syi'ah.

Ajaran Utama

1. Imamah: Pilar utama Syi'ah adalah doktrin Imamah, yaitu keyakinan bahwa para Imam yang dipilih secara ilahi adalah pemimpin spiritual dan politik umat Islam setelah Nabi. Ada dua belas Imam yang dianggap sebagai penerus terakhir, dengan Imam terakhir, Imam al-Mahdi, dianggap bersembunyi dan akan muncul pada akhir zaman.

2. Karbala dan Ziarah: Peristiwa Tragedi Karbala menjadi sangat penting dalam tradisi Syi'ah. Ziarah ke makam Imam Husain di Karbala dianggap sebagai amal ibadah yang tinggi, menandai kesetiaan terhadap nilai-nilai keadilan dan ketabahan.

3. Taqlid: Konsep taqlid, atau mengikuti pandangan seorang mujtahid (ahli hukum Islam) yang dianggap kompeten, menjadi ciri khas dalam Syi'ah. Ini mengacu pada pengikut yang mengambil pandangan hukum dari seorang mujtahid yang dianggap memiliki otoritas intelektual.

Perbedaan dengan Sunni

Perbedaan mendasar dengan Sunni mencakup pandangan tentang kepemimpinan, riwayat hadits, dan beberapa praktik ibadah. Meskipun perbedaan ini, baik Sunni maupun Syi'ah memiliki tujuan akhir yang sama: ketaatan kepada Allah dan mengikuti ajaran Islam.

Perbedaan dalam Praktik Ibadah.

Selain perbedaan dalam struktur kepemimpinan, Syi'ah juga memiliki variasi dalam praktik ibadah. Contohnya, dalam pelaksanaan salat, terdapat perbedaan dalam beberapa bacaan doa dan gerakan tertentu.

Tradisi dan Perayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun