Mohon tunggu...
Annisa Jullya Priandi
Annisa Jullya Priandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIBI.

Hello!!

Selanjutnya

Tutup

Money

Toko Jual Beli Kamera dan Reparasi, Mengalami Penurunan Drastis Hingga 80 Persen

19 April 2021   22:30 Diperbarui: 20 April 2021   17:01 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pak Edi (58) sedang bekerja di toko

Pandemi sudah membuat orang di berbagai belahan dunia untuk beraktivitas segalanya di rumah. Di indonesia sendiri sejak pandemi Covid-19 diumumkan untuk pertama kalinya, masyarakat dihimbau untuk berkegiatan di rumah selama beberapa minggu. Oleh karena itu banyak karyawan dan pegawai yang bekerja di perusahaan, pabrik, hotel, maupun di cafe-cafe harus mengalami hal tak mengenakkan, yang terpaksa harus mengurangi jumlah sebagian karyawan serta harus terkena PHK.

Hal tersebut dikarenakan pandemi virus Covid-19 yang mengancam di Indonesia, dampak ini pun menyebabkan kekhawatiran semua orang baik dari segi ekonominya, usahanya, maupun pekerjaan yang dijalaninya. Pemerintah pun melakukan upaya pemberlakuan jam malam, penutupan fasilitas, serta pembatasan perjalanan. 

Selain ekonomi, bisnis, maupun karyawan yang mengalami dampaknya, pandemi ini pun berpengaruh salah satunya terhadap penjualan perangkat teknologi. Hal ini pula yang dirasakan oleh Pak Edi (58) seorang karyawan penjual beli kamera dan reparasi, yang bertempat di Taman Burung, Holis Bandung. Ia mengalami krisis penurunan yang tinggi terhadap penjualan kameranya sehingga ia mengharuskan bekerja di rumah untuk sementara waktu.

“ Pada saat awal pandemi Covid-19 ini diberitahukan,pada saat itu memang  saya masih bekerja normal hingga beberapa minggu. Tetapi memang saya menggunakan masker  lalu menjaga jarak, tetapi tidak lama dari itu saya diliburkan lumayan lama hingga 1 bulan saya berdiam diri di rumah.” Kata Pak Edi saat di wawancara.

Pak Edi menjual beli berbagai merek kamera diantaranya mulai dari Nikon, Canon, dan Sony. Dari berbagai merek yang dipasarkan oleh Pak Edi, kamera Canon lah yang paling banyak diminati  dan digemari. Tetapi sejak pandemi ini menyerang kamera-kamera tersebut mengalami krisis penurunan penjualan, tidak hanya kamera Canon yang banyak diminati saja mengalami penurunan, tetapi kamera-kamera lainnya pun sama. Bahkan biasanya banyak costumer yang sudah belangganan pada tokonya pun tidak ada yang datang, baik untuk membeli kamera, menjual kamera, maupun mereparasi kameranya. 

Pak Edi mengungkapkan, bahwa ia sangat kebingungan harus bagaimana terhadap nasib dari pekerjaannya tersebut. Selain itu juga pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di banyak wilayah, sehingga semua orang berdiam diri di rumah cukup lama. Dampak dari awal ini pun yang membuat pemerosotan terhadap toko kameranya tersebut.

“ Pada awal bulan Juni tahun lalu itu memang sangat krisisnya sampai 85%. Biasanya banyak tuh klien-klien yang meminta rekomendasi kamera ataupun mau mengupgrade fitur-fiturnya, tetapi karena keadaan ya penjualan pun kacau berantakan. Hingga bulan Agustus akhirnya memutuskan saja untuk bekerja di rumah, kamera pun saya bawa-bawain saja sebagian. Bahkan saya sempat berpikir “ wah ini mah seperti diujung tanduk seperti hampir mau bangkrut aja sudah.”

Merosotnya peforma pasar kamera ini tak lain dikarenakan situasi pandemi Covid-19 di seluruh dunia yang tak kunjung usai. Selama pandemi, smartphone dan laptop menjadi alat teknologi penunjang dan dibutuhkan  dari berbagai aktivitas. mulai dari bekerja, belajar, meeting online, hingga mencari hiburan online. Serta Dengan membeli smartphone maupun laptop, menjadikan sebuah perangkat teknologi yang menyediakan fitur lengkap. Termasuk kamera untuk melakukan panggilan video, meeting kerja, maupun belajar daring. Begitu pun yang dikatakan oleh Pak Edi.

“ ya sekarang apalagi saat pandemi mana ada orang mau mengeluarkan biaya yang lumayan banyak untuk membeli  kamera ataupun mau mereparasi kameranya. Orang-orang berpikir pastinya untuk kebutuhan dulu ya, misalnya bagaimana kondisi ekonominya di saat- saat pandemi ini. Bahkan sekarang tuh yang paling dibutuhkan dari elektronik yaitu HP.”

Sebelum itu Pak Edi mengungkapkan, bahwa yang bekerja di toko kamera tersebut sebelum adanya pandemi ini total ada lima orang karyawan, tetapi sejak Covid menjadi dua orang karyawan, hingga satu karyawan ini memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun