Mohon tunggu...
Annisa
Annisa Mohon Tunggu... Pendidik

Saya adalah individu yang memiliki minat besar dalam pengembangan diri dan pendidikan. Saya berkomitmen untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan dengan orang lain, serta selalu mencari cara untuk menginspirasi dan mendukung orang-orang di sekitar saya untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Sebagai Strategi Membangun Karakter Anak Usia Dini

26 Juni 2025   22:47 Diperbarui: 26 Juni 2025   22:47 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Generated by Sora GPT)

Perubahan kurikulum yang terjadi secara dinamis mencerminkan kebutuhan bangsa untuk senantiasa menyempurnakan sistem pendidikan agar sesuai dengan tantangan zaman. Kurikulum Merdeka merupakan salah satu wujud pembaruan pendidikan yang menekankan pembelajaran yang lebih fleksibel, adaptif, serta berorientasi pada perkembangan karakter peserta didik. Fokus utama dari kurikulum ini adalah penguatan nilai-nilai dasar kebangsaan yang dirumuskan dalam Profil Pelajar Pancasila, yang mencerminkan upaya mendasar dalam membentuk insan Indonesia yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global.

Profil Pelajar Pancasila memuat enam dimensi utama, yakni: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif. Keenam dimensi ini merupakan panduan nilai dan kompetensi yang ingin ditanamkan sejak usia dini melalui berbagai aktivitas pembelajaran, baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Untuk mendukung pencapaian dimensi tersebut, Kurikulum Merdeka mengembangkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang disebut Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pendekatan ini dirancang untuk memberi kesempatan kepada anak-anak terlibat secara aktif dalam kegiatan yang menstimulasi keterampilan berpikir, membangun karakter, serta memperkuat pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila melalui pengalaman nyata.

Perencanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Penerapan proyek dilakukan secara sistematis dan bertahap. Tahapan pertama adalah perencanaan yang melibatkan pembentukan tim fasilitator. Tim ini bertugas merancang kegiatan proyek sesuai dengan visi pendidikan lembaga, karakteristik peserta didik, serta isu aktual yang relevan. Penentuan dimensi karakter yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks lokal. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan salah satu proyek, dipilih tiga dimensi utama yang dikembangkan, yaitu: beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia; bergotong royong; dan kreatif. Pemilihan ini didasarkan pada relevansinya dengan tujuan jangka panjang pembentukan karakter anak.

Tema proyek juga dirancang kontekstual dan aktual. Salah satu tema yang diangkat adalah "Aku Sayang Bumi" dengan topik tamanisasi menggunakan barang bekas. Tujuan utama dari tema ini adalah membangun kesadaran peserta didik terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup serta memupuk rasa tanggung jawab terhadap alam. Anak-anak diajak untuk mengeksplorasi permasalahan lingkungan di sekitar mereka, seperti sampah plastik, dan mengolahnya menjadi karya yang bermanfaat. Proses ini bukan hanya mengasah kreativitas, tetapi juga menanamkan nilai religius dan rasa syukur atas ciptaan Tuhan, serta menumbuhkan semangat kolaborasi dalam bekerja bersama teman.

Setelah perencanaan disusun, Tahap kedua pelaksanaan dilakukan secara bertahap dimulai dari pengenalan dan kontekstualisasi proyek. Anak-anak dikenalkan pada isu atau masalah melalui berbagai media seperti cerita, video, hingga kunjungan lapangan. Dalam kegiatan tamanisasi, mereka melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar, mendiskusikan masalah sampah, dan berdialog langsung dengan narasumber dari bank sampah. Tahap ini bertujuan menggugah rasa ingin tahu dan mendorong anak untuk terlibat aktif dalam mencari solusi.

Tahap ketiga adalah aksi nyata di mana peserta didik mulai menuangkan ide dan gagasannya melalui aktivitas proyek. Anak-anak dilibatkan dalam proses kreatif membuat pot tanaman dari barang bekas, memilih tanaman yang cocok, serta merancang lokasi taman. Kegiatan ini bukan hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga melatih kerja sama, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Selama proses berlangsung, anak diberikan keleluasaan untuk mengekspresikan ide secara mandiri dan bertanggung jawab atas hasil kerja mereka.

Tahap terakhir, kegiatan proyek ditutup dengan perayaan hasil belajar yang dilakukan dalam bentuk penanaman serentak dan pameran karya anak. Dalam kegiatan ini, anak-anak menunjukkan pot hasil karya mereka yang telah diisi dengan tanaman pilihan, serta berbagi cerita tentang proses yang telah mereka lalui. Perayaan ini menjadi momen penting untuk membangun rasa percaya diri, meneguhkan nilai gotong royong, dan memupuk rasa bangga atas hasil karya bersama. Kegiatan penutupan juga melibatkan kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat sekitar sebagai bentuk dukungan terhadap proses pembelajaran yang telah dilalui.

Evaluasi

Seluruh rangkaian kegiatan didokumentasikan secara sistematis melalui jurnal, foto, video, dan portofolio peserta didik. Proses asesmen dilakukan secara formatif dan sumatif. Asesmen formatif dilakukan selama proses berlangsung untuk mengamati keterlibatan dan perkembangan anak, sedangkan asesmen sumatif dilakukan pada akhir proyek untuk menilai pencapaian karakter berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Hasil asesmen disusun dalam bentuk laporan naratif yang menggambarkan perkembangan karakter anak secara holistik dan disampaikan kepada orang tua sebagai bagian dari laporan perkembangan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun