Oleh karena itu, kemerdekaan belajar dan mengajar guru semestinya tidak terlepas dari semboyan pendidikan yang tersemat dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), yaitu Tut Wuri Handayani. Semboyan tersebut dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk Taman Siswa yang secara lengkap berbunyi, "ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" yang berarti, "di depan, seorang pendidik harus bisa menjadi teladan, di tengah murid, pendidik harus bisa memberikan ide, dan di belakang, seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan."
Tampak jelas bahwa Hari Pahlawan dan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap bulan November memiliki kesinambungan yang signifikan dalam membangkitkan kembali kobaran semangat yang kian padam menuju kemerdekaan Indonesia hingga di penghujung waktu nanti.
Laksana kusuma bangsa, guru juga memiliki peran mulia dalam menciptakan dan merawat rantai kemerdekaan di setiap generasi karena ketika anak bangsa lahir, maka masa depan bangsa Indonesia telah digenggam oleh anak tersebut. Peran guru sebagai keluarga kedua bagi anak Indonesia lah yang turut menjadi teladan dan mentransferkan pengetahuan dan budi pekerti luhur sehingga seorang manusia dapat tumbuh merdeka untuk berekspresi, bersuara, dan bertanggung jawab terhadap pilihan hidupnya. Oleh karena itu, diawali dengan merdeka diri dan merdeka belajar, maka cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 akan terwujudkan. Merdeka!
