Mohon tunggu...
Anne Tobing
Anne Tobing Mohon Tunggu... Proses Belajar

Menulis dengan bahasa yang ringan saja.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dari Checkout ke Cuan: Cara Cerdas Menangkal Belanja Impulsif

2 Maret 2025   22:44 Diperbarui: 2 Maret 2025   22:44 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shopping Online (Sumber: Integrity Indonesia)

Belanja online sudah menjadi tren belanja masa kini. Selain mudah, praktis, dan efisien, metode ini telah menjadi pilihan utama bagi banyak orang di seluruh dunia. Dengan hanya bermodalkan perangkat dan paket data, kita bisa checkout barang impian, lalu tinggal menunggu paket datang dalam beberapa hari. Keuntungan lainnya, kita dapat melacak status pesanan dan memberikan ulasan berdasarkan tingkat kepuasan kita.

Bagi mereka yang sibuk atau sulit mengakses toko fisik, belanja online tentu menjadi solusi. Beranda platform marketplace memajang beragam produk yang siap dibeli hanya dengan mengetik kata kunci di kolom pencarian. Namun, strategi promosi penjual online semakin berkembang. Kini, mereka tak hanya mengunggah foto produk, tetapi juga menjual secara live streaming. Metode ini lebih diminati karena memungkinkan penjual untuk mendemonstrasikan produk secara langsung. Misalnya, dalam kategori pakaian, penjual tidak hanya mencantumkan ukuran dan bahan, tetapi juga mencoba produknya di depan kamera sehingga pembeli bisa melihat tampilan nyata saat dikenakan.

Dari Scroll Iseng ke Checkout Tanpa Sadar

Menariknya, banyak orang awalnya hanya sekadar scroll layar tanpa niat membeli. Namun, interaksi langsung dengan penjual, promo gratis ongkir, serta momen FOMO (Fear of Missing Out) saat melihat produk yang cepat habis, membuat kita terpancing untuk membeli. Bahkan, sering kali pembelian dilakukan bukan karena kebutuhan, melainkan karena faktor psikologis: "Aku sudah punya rok, tapi warna biru ini belum. Nggak apa-apa deh beli satu lagi." Atau "Dress ini bagus buat pesta nanti, harganya juga lagi murah!"

Tanpa disadari, kebiasaan ini menguras kantong. Uang yang seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan lain malah habis untuk membeli barang yang tidak mendesak. Yang lebih parah, adanya fasilitas paylater semakin memperburuk kebiasaan ini. Pola pikirnya berubah menjadi: "Yang penting checkout dulu, urusan bayar nanti!" Ini adalah gejala konsumtif yang bisa berujung pada kecanduan belanja.

Cara Mengontrol Kebiasaan Belanja Impulsif

Beberapa waktu lalu, saya mengamati seorang kenalan yang hampir setiap hari menerima paket di rumah. Uniknya, banyak dari paket tersebut tidak langsung dibuka, bahkan sampai berminggu-minggu. Kadang, dia sendiri lupa pernah membeli barang itu! Saat saya tanya alasannya, dia mengaku awalnya hanya suka scroll media sosial dan melihat barang lucu serta murah. Jari pun refleks mengetik "fix" atau "mau", lalu barang pun terbeli. Setelah transaksi selesai, ada sedikit penyesalan, tapi besoknya diulang lagi.

Dari pengamatan ini, saya menyimpulkan bahwa penyebab utama belanja impulsif adalah kebiasaan menghabiskan waktu di depan layar. Ia menganggap menonton live shopping sebagai hiburan dan cara mengisi waktu, padahal justru membuatnya lebih boros.

Lalu, saya menyarankan sebuah metode sederhana: tetap bisa menonton live shopping dan tetap checkout, tetapi dengan cara yang lebih menguntungkan. Tapi discalimer dulu. Begini caranya:

  1. Alihkan Uang Belanja ke Investasi

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Financial Selengkapnya
      Lihat Financial Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun