Mohon tunggu...
Anne Rufaidah
Anne Rufaidah Mohon Tunggu... Penulis Lepas, Penyuka Jajan dan Jalan-Jalan

Menyukai hal bertemakan Humaniora, Budaya, Seni, dan Bersenang-senang dengan berbagai cara :)

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Melampaui Batas Desa: Kisah Inspiratif Perempuan yang Berdaya dengan Akses Keuangan Digital bersama Amartha

29 Juli 2025   10:17 Diperbarui: 29 Juli 2025   10:17 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dadang, suami Lina tengah memperlihat produk-produk Master Lemon pada Kompasianer Bandung (Sumber: Dok. Pribadi)

"Awal di tahun 2014, saya iseng-iseng merajut dan dijual sedikit-sedikit sesuai pesanan. Lalu dari situ ada kesempatan menitipkan produk rajutan ke toko oleh-oleh di Lembang dan pesanannya masih sedikit. Lalu, seiring berjalannya waktu, pesanan baru mulai berdatangan. Mulai bingunglah saya, butuh bantuan dana permodalan yang tidak mesti besar-besar amat, tapi harus ringan pembayarannya. Istilahnya mah, modalnya harus produktif gitu," jelas Sherly.

Sherly, pemilik UMKM Rajut SN Collection (Dok. Pribadi)
Sherly, pemilik UMKM Rajut SN Collection (Dok. Pribadi)
Untuk mendapatkan permodalan produktif yang diharapkan, akhirnya Sherly pun mencari informasi dan akhirnya memutuskan mengajukan bantuan permodalan UMKM ke Amartha. Menurutnya, permodalan yang diberikan Amartha tidak hanya soal dana saja tetapi juga ada bentuk pendampingan bagi UMKM. Terlebih bagi Sherly, pengajuan Amartha terbilang mudah dimengerti dan menggunakan aplikasi. Baginya yang masih berusia 25 tahun-an, penggunaan aplikasi digital seperti ini tentu sangat memudahkan.

Sherly menyebutkan, jika sebelum adanya bantuan permodalan, SN Collection hanya menitipkan produk ke 2 toko saja, kini ada sekitar 5 toko yang bisa dititipkan produknya. Ditambah lagi, produksi rajutannya pun semakin banyak dan mulai membutuhkan karyawan tambahan selain dirinya. Begitu pula dengan omzet dari penjualan produk, terus meningkat seiring dengan bertambahnya produksi barang dan sebaran toko tempat distribusi produk.

"Alhamdulilah banget ya, kalau dulu sehari hanya produksi 120-an pieces, dikerjain sendirian itu juga. Sekarang, berkat adanya bantuan permodalan UMKM, pembinaan dari Amartha juga, bahkan ada juga asuransinya ya, produksi rajutan saya meningkat hingga 4 kali lipat dan kini sudah ada 3 orang karyawan tambahan untuk membantu," kata Sherly.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Berawal dari pinjaman modal hanya Rp. 5 juta, Sherly bisa terus mengembangkan usahanya dan terus memberdayakan ibu-ibu muda di sekitar wilayah kampungnya. Bagi Sherly, bantuan permodalan dan pembayaran yang ringan, akses perbankan yang mudah bagi UMKM rintisan sepertinya, sangat membantu dan berdampak besar bagi keberlanjutan UMKM dan pemberdayaan perempuan di desa-desa.

Kini, dalam sebulan ia dibantu 3 karyawannya mampu memproduksi 250 souvenir berbagai ukuran dengan omzet per bulan mencapai 7 juta Rupiah namun bergantung dengan jumlah pesanan yang ia terima. Ia memasarkan produknya ke pasar sekitar Ciater hingga memasarkan ke tempat wisata seperti D'Castello.

Dari Desa ke Digital: Misi Amartha Memberdayakan Perempuan

Bayangkan, di berbagai desa di Indonesia, ribuan perempuan tangguh sedang berjuang mengembangkan usaha mereka, mulai dari warung kelontong, kerajinan tangan, hingga usaha tani. Namun, akses terhadap permodalan seringkali menjadi hambatan utama. Di sinilah Amartha hadir sebagai solusi. Dengan memanfaatkan teknologi, Amartha berhasil menghubungkan para investor dari perkotaan dengan para pengusaha UMKM di pedesaan, khususnya perempuan, yang membutuhkan bantuan permodalan.

"Visi kami adalah memberikan kesejahteraan merata. Sehingga, jika dalam keluarga, bapaknya sudah bekerja, maka kami ingin mendorong ibu-ibu di pedesaan juga untuk berdaya khususnya secara ekonomi. Sehingga dalam sebuah keluarga ada double income, maka kesejahteraan keluarga juga bisa tercapai," ujar Shiva Vinneza selaku Lead PR Amartha.

Menurutnya, perempuan-perempuan di desa sangat kreatif dan memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan sebuah usaha. Hanya sayangnya, akses permodalan usaha di desa, itu masih minim. Dengan potensi UMKM yang tinggi namun akses permodalan yang masih rendah, maka Amartha hadir untuk menjembatani hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun