"Awal di tahun 2014, saya iseng-iseng merajut dan dijual sedikit-sedikit sesuai pesanan. Lalu dari situ ada kesempatan menitipkan produk rajutan ke toko oleh-oleh di Lembang dan pesanannya masih sedikit. Lalu, seiring berjalannya waktu, pesanan baru mulai berdatangan. Mulai bingunglah saya, butuh bantuan dana permodalan yang tidak mesti besar-besar amat, tapi harus ringan pembayarannya. Istilahnya mah, modalnya harus produktif gitu," jelas Sherly.
Sherly menyebutkan, jika sebelum adanya bantuan permodalan, SN Collection hanya menitipkan produk ke 2 toko saja, kini ada sekitar 5 toko yang bisa dititipkan produknya. Ditambah lagi, produksi rajutannya pun semakin banyak dan mulai membutuhkan karyawan tambahan selain dirinya. Begitu pula dengan omzet dari penjualan produk, terus meningkat seiring dengan bertambahnya produksi barang dan sebaran toko tempat distribusi produk.
"Alhamdulilah banget ya, kalau dulu sehari hanya produksi 120-an pieces, dikerjain sendirian itu juga. Sekarang, berkat adanya bantuan permodalan UMKM, pembinaan dari Amartha juga, bahkan ada juga asuransinya ya, produksi rajutan saya meningkat hingga 4 kali lipat dan kini sudah ada 3 orang karyawan tambahan untuk membantu," kata Sherly.
Kini, dalam sebulan ia dibantu 3 karyawannya mampu memproduksi 250 souvenir berbagai ukuran dengan omzet per bulan mencapai 7 juta Rupiah namun bergantung dengan jumlah pesanan yang ia terima. Ia memasarkan produknya ke pasar sekitar Ciater hingga memasarkan ke tempat wisata seperti D'Castello.
Dari Desa ke Digital: Misi Amartha Memberdayakan Perempuan
Bayangkan, di berbagai desa di Indonesia, ribuan perempuan tangguh sedang berjuang mengembangkan usaha mereka, mulai dari warung kelontong, kerajinan tangan, hingga usaha tani. Namun, akses terhadap permodalan seringkali menjadi hambatan utama. Di sinilah Amartha hadir sebagai solusi. Dengan memanfaatkan teknologi, Amartha berhasil menghubungkan para investor dari perkotaan dengan para pengusaha UMKM di pedesaan, khususnya perempuan, yang membutuhkan bantuan permodalan.
"Visi kami adalah memberikan kesejahteraan merata. Sehingga, jika dalam keluarga, bapaknya sudah bekerja, maka kami ingin mendorong ibu-ibu di pedesaan juga untuk berdaya khususnya secara ekonomi. Sehingga dalam sebuah keluarga ada double income, maka kesejahteraan keluarga juga bisa tercapai," ujar Shiva Vinneza selaku Lead PR Amartha.
Menurutnya, perempuan-perempuan di desa sangat kreatif dan memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan sebuah usaha. Hanya sayangnya, akses permodalan usaha di desa, itu masih minim. Dengan potensi UMKM yang tinggi namun akses permodalan yang masih rendah, maka Amartha hadir untuk menjembatani hal tersebut.