Mohon tunggu...
Anne Rufaidah
Anne Rufaidah Mohon Tunggu... Penulis Lepas, Penyuka Jajan dan Jalan-Jalan

Menyukai hal bertemakan Humaniora, Budaya, Seni, dan Bersenang-senang dengan berbagai cara :)

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Melampaui Batas Desa: Kisah Inspiratif Perempuan yang Berdaya dengan Akses Keuangan Digital bersama Amartha

29 Juli 2025   10:17 Diperbarui: 29 Juli 2025   10:17 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dadang, suami Lina tengah memperlihat produk-produk Master Lemon pada Kompasianer Bandung (Sumber: Dok. Pribadi)

Di berbagai pelosok desa, perempuan-perempuan Indonesia menunjukkan semangat pantang menyerah dalam mengembangkan usaha mereka. Dengan kreativitas dan kegigihan, mereka merintis berbagai inisiatif ekonomi, mulai dari kerajinan tangan, olahan makanan tradisional, hingga produk pertanian. Namun, seringkali potensi besar ini terhambat oleh keterbatasan akses terhadap permodalan.

Salah satunya, Lina, pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Master Lemon asal Kampung Pojok Girang, RT.4/RW.4 Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Merintis usaha pada bidang pertanian sejak tahun 2016, Lina bersama suaminya Dadang mencoba peruntungan dalam pengolahan produk buah lemon. Menurutnya, saat itu tidak banyak petani di Lembang yang menanam buah lemon, sehingga masih minim pesaing. Namun siapa sangka, untuk menyentuh permodalan, Lina cukup kebingungan. Ia bahkan sempat menjual kendaraan satu-satunya yang ia miliki, untuk bisa menjadi awal modal usahanya.

"Saya selalu ingat pesan suami, kalau mau usaha jangan sampai pinjam ke bank dengan uang yang besar. Kami kan hanya petani, yang produksinya sangat tergantung panen. Jadi sama sekali tidak berani mengajukan pinjaman ke bank konvensional," ucap Lina.

Seiring merintis usahanya, Lina menilai bahwa banyak alat-alat yang dibutuhkan untuk memproduksi berbagai produk dari Master Lemon. Akhirnya, berdasarkan informasi dari ibu-ibu sekampungnya, Lina pun mulai mengenal Amartha, salah satu perusahaan teknologi penyedia layanan keuangan di Indonesia yang berfokus pada pembiayaan mikro. Berdiri sejak tahun 2010, Amartha bertransformasi menjadi platform digital pada tahun 2015.

Menurut Lina, permodalan yang ditawarkan Amartha sangat mudah dimengerti dan cukup ringan bagi mereka yang merintis usaha di bidang pertanian. Pasalnya, konsep pinjaman yang ditawarkan adalah tanggung renteng, dimana ia dan beberapa teman sekampungnya sama-sama mengajukan pinjaman dengan nilai yang kecil dan cicilan yang ringan. Ia mengaku mendapatkan permodalan dari modal 3 juta dari Amartha dan produksi dari Master Lemon bisa meningkat hingga 5 kali lipat.

"Waktu awal dapat permodalan, itu saya dan ibu-ibu di sini dapat 3 juta. Alhamdulillah, berkat bantuan permodalan ini produksi jadi meningkat. Yang tadinya masih sedikit karena keterbatasan dana dan penjual, sekarang kami bisa memproduksi 600 hingga 1000 botol lebih per hari produk Master Lemon. Selain itu, dana juga bisa dipakai suami untuk fokus menanam dan memperbanyak tanaman Lemon. Soalnya dalam sehari, kami membutuhkan 600 hingga 700 kg buah lemon," papar Lina.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Hingga tahun 2025, Lina dan suaminya berhasil mengembangkan produk Master Lemon dengan berbagai varian produk seperti Sari Lemon Murni, Lemon Ro Drink, dan Lemon Madu. Bahkan, penjualannya juga berkembang seiring dengan pembinaan UMKM yang dilakukan Amartha melalui pameran atau event UMKM yang diselenggarakannya.

Diakui Lina, ia kerap mengikuti pameran-pameran UMKM atau event yang diadakan oleh Amartha dan dinas-dinas terkait di daerahnya.  Saat ini, Master Lemon sudah bisa memproduksi 3.000 botol dalam sebulan dengan perkiraan omzet mencapai 15 juta rupiah.

Sari lemon tersebut ia pasarkan ke sekitar area Jawa Barat meliputi Bandung, Indramayu, Cirebon hingga ke Jakarta dan Bekasi. Ia juga memasok produknya ke para reseller yang telah menjadi langganannya.

Kisah perempuan dari desa yang bertahan dan berdaya dengan UMKM-nya juga dirasakan oleh Sherly, seorang Ibu Rumah Tangga yang mengawali usaha rajutannya dengan brand SN Collection. Bertempat di Kampung Babakan Cikole, RT.03 /RW. 09, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sherly mengawali usahanya seorang diri. Berbekal tekad membuka usaha di bidang rajutan, Sherly yang sejak kecil memang bisa merajut, melihat bahwa kampungnya memiliki potensi pengembangan usaha rajut yang kuat. Pasalnya, kampung tersebut sudah sejak dulu dikenal sebagai kawasan perajin rajutan. Hanya saja, ia menilai regenerasi perajinnya semakin sedikit di kalangan anak muda kampung tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun