Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi utama di dunia pendidikan. Tetapi, tidak semua mahasiswa memahami bagaimana menggunakan bahasa ini dengan benar, terutama dalam konteks akademik. Padahal, kemampuan berbahasa yang baik dan benar sangat berpengaruh pada kualitas tulisan, cara menyampaikan gagasan, hingga kredibilitas dimata dosen maupun pembaca. Kesalahan ini bukan hanya berdampak pada estetika tulisan, tetapi juga bisa memengaruhi pemahaman pembaca, bahkan kredibilitas penulisnya. Artikel ini membahas berbagai bentuk kesalahan umum yang kerap dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
  Â
Berikut beberapa kesalahan umum dalam penggunaan bahasa indonesia yang sering dijumpai di kalangan mahasiswa:
1. Asal Pilih Kata: Baku VS Tidak Baku
    Masih banyak mahasiswa yang belum bisa membedakan mana kata baku dan tidak baku. Kata seperti resiko sebenernya bentuk yang tidak baku. Yang benar adalah Risiko. Begitu juga analisa, yang seharusnya ditulis analisis. Di tulisan ilmiah, kesalahan seperti ini mengurangi nilai.
2. Kalimat Bertele - Tele
    Kalimat yang terlalu panjang dan berbelit justru membuat maksudnya tidak sampai. Contoh "Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa hal tersebut secara tidak langsung memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pola pikir sebagian besar mahasiswa yang mengalami hal serupa". Bisa disederhanakan menjadi: "Hal tersebut cukup memengaruhi pola pikir sebagian besar mahasiswa."
3. Tanda Baca Seenaknya
    Tanda baca sering disepelekan, padahal fungsi penting. Banyak mahasiswa yang menaruh koma di tempat yang salah atau bahkan lupa memberikan titik. Ini membuat kalimat menjadi membingungkan dan tidak enak dibaca.
4. Kata Serapan Yang Belum "Matang"
    Penggunaan kata serapan dari bahasa asing, seperti akses, aplikasi, atau solusi, sering kali tidak tepat penulisannya. Beberapa malah masih menulis accses atau aplication. Padahal, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sudah menyediakan bentuk bakunya.
5. Kebanyakn Kata Hubung
    Kalimat yang terlalu banyak kata hubung seperti yang, dan, atau tetapi membuat struktur kalimat tidak logis. Misalnya "Mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen yang mengajar mata kuliah itu...."
Membacanya saja sudah capek, apalagi memahaminya.
6. Tergelincir Bahasa Gaul
     Bahasa sehari-hari seperti gue, lo, atau singkatan seperti btw, yg, krn sering terbawa dalam tugas kuliah. Ini sering terjadi ketika mahasiswa menulis cepat dan tidak penyuntingan sebelum mengumpulkan tugas. Akhirnya, tulisannya nampak tidak profesional.
7. Penggunaan Kata Ulang Yang Tidak Perlu
     Beberapa kata ulang sebenernya bisa diganti dengan kata lain yang lebih padat. Contohnya: Mahasiswa-mahasiswa itu lebih baik diganti dengan para mahasiswa. Terlihat sederhana, tapi membuat tulisan menjadi lebih rapi dan efisien.
8. Istilah Asing Tanpa Penjelasan
     Menggunakan istilah asing sah-sah saja, tapi sebaiknya diberi penjelasan atau padanan kata bahasa indonesia. Misalnya: Mindset (pola pikir). Ini penting agar pembaca fari berbagai latar belakang tetap bisa memahami isi tulisan.
   Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tapi juga cermin cara berpikir dan sikap profesional mahasiswa. Belajar dari kesalahan-kesalahan kecil seperti ini adalah langkah penting menuju kemampuan berbahasa yang lebih baik. Semakin cermat kita menulis, semakin kuat pula pesan yang ingin kita sampaikan.  Mahasiswa diharapkan mampu membedakan konteks formal dan informal dalam berbahasa, serta terus memperbaiki kesalahan kecil yang dapat berdampak besar pada kualitas komunikasi. Belajar bahasa bukan hanya soal hafalan tata bahasa, tapi soal kebiasaan. Dengan membiasakan diri membaca, menulis dan menyunting dengan cermat, kemampuan berbahasa akan berkembang dengan sendirinya. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI