Mohon tunggu...
Nina Najwa
Nina Najwa Mohon Tunggu... -

saya cantik ceria sepanjangg harii

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Pemikiran Filsafat Positivisme Menurut Auguste Comte??...

11 Desember 2013   21:51 Diperbarui: 4 April 2017   17:29 16758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

BagaimanA PEMiKIran Filsafat Positivisme menUrut Auguste Comte ??...

Positivisme yang menandai krisis-krisis di barat itu sebenarnya marupakan salah satu dari sekian banyak aliran aliran filsafat di barat, dan aliran ini berkembang sejak abad ke-19 dengan perintisnya adalah seorang ahli filsafat dari Prancis yang bernama Auguste Comte. Meski dalam beberapa segi mengandung kebaruan namun pandangan ini merupakan bukan suatu hal yang sama sekali baru, karena pada masa sebelumnya Kant sudah berkembang dengan pendangannya mengenai empirisme yang dalam beberapa segi berkesesuaian dengan positivisme.

TAHAP-TAHAP PEMIKIRAN MANUSIA

Menurut comte perkembangan manusia dibagi kedalam 3 tahap perkembangan yaitu yang pertama tahap teologik, kemudian berkembang ke tahap metafisika, dan akan berkembang ketahap yang terakhir yaitu tahap positif. Dan kesemua hal itu akan dijelaskan lebih lanjut dengan beberapa pernyataan dibawah ini:

1. TAHAP TEOLOGIK

Tahap teologik bersifat melekatkan manusia kepada selain manusia seperti alam atau apa yang ada dibaliknya. Pada zaman ini atau tahap ini seseorang mengarahkan rohnya pada hakikat batiniah segala sesuatu, kepada sebab pertama, dan tujuan terahir segala sesuatu. Menurutnya benda-benda pada zaman ini merupakan ungkapan dari supernaturalisme, bermula dari suatu faham yang mempercayai adanya kekuatan magis dibenda-benda tertentu, ini adalah tahap teologis yang paling primitif. kemudian mempercayai pada banyak Tuhan, saat itu orang menurunkan hal-hal tertentu seluruhnya masing-masing diturunkannya dari suatu kekuatan adikodrati, yang melatar belakanginya, sedemikian rupa, sehingga tiap kawasan gejala-gejala memiliki dewa-dewanya sendiri. Dan kemudian menjadi monoteisme ini adalah suatu tahap tertinggi yang mana saat itu manusia menyatukan Tuhan-Tuhannya menjadi satu tokoh tertinggi. Ini adalah abad monarkhi dan kekuasaan mutlak. Ini menurutnya adalah abad kekanak-kanakan.

2. TAHAP METAFISIK

Tahap metafisik sebenarnya merupakan suatu masa dimana disini adalah masa perubahan dari masa teologik, dimana pada masa teologik tersebut seseorang hanya percaya pada satu doktrin saja dan tidak mencoba untuk mengkritisinya. Dan ketika manusia mencapai tahap metafisika ia mulai bertanya-tanya dan mulai untuk mencari bukti-bukti yang nyata terhadap pandangan suatu doktrin. Tahap metafisik menggunakan kekuatan atau bukti yang nyata yang dapat berhubungan langsungdengan manusia. Ini adalah abad nasionalisme dan kedaulatan umum sudah mulai tampak, atau sring kali tahap ini disebut sebagai abad remaja.

3. TAHAP POSITIF

Tahap positif berusaha untuk menemukan hubungan seragam dalam gejala. Pada tahap ini seseorang tahu bahwa tiada gunanya untuk mempertanyakan atau pengetahuan yang mutlak, baik secara teologis ataupun secara metafisika. Pada tahap ini orang berusaha untuk menemukan hukum dari segala sesuatu dari berbagi eksperimen yang pada akhirnya akan menghasilan fakta-fakta ilmiah, terbukti dan dapat dipertanggung jawabkan. Pada tahap ini menerangkan berarti: fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan suatu fakta umum.

Tahap ini menurut Comte adalah suatu tahap yang berlaku bagi perkembangan rohani seluruh umat manusia, bahkan berlaku bagi setiap masing-masing individu itu sendiri. Ketika seorang masih perpandangan teologis berarti ia masih berfikiran kuno/ketinggalan zaman walaupun ia hidup dizaman yang modern. Dan ketika orang berfikiran realitas/nyata maka dia dapat sebagai seorang yang modern walaupun dimana saja mereka berada. Pendapat ini jika dilihat dari sudut pandangnyaakanlebih menjurus kepada tahap dalam keyakinan hati manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun