Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Indonesia di Ambang Resesi, Pebisnis Perlu Tetap Optimis

24 Juli 2020   01:03 Diperbarui: 25 Juli 2020   05:17 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

23 Juli 2020, Bank Sentral Korea (BOK) secara resmi mengumumkan bahwa Korea Selatan (Korsel) masuk ke dalam jurang resesi. Seperti kita ketahui, suatu negara dikatakan memasuki jurang resesi jika selama dua kuartal berturut-turut mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) secara negatif dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Pertumbuhan negatif PDB juga dikenal dengan istilah "kontraksi ekonomi".

Di bawah ini adalah data negara-negara yang sudah mengumumkan masuk ke jurang resesi dalam tahun ini:

diolah oleh penulis dari beberapa referensi 
diolah oleh penulis dari beberapa referensi 

Indonesia di Ambang Resesi

Tabel di atas menggambarkan resesi yang sudah terjadi di beberapa negara, bagaimana dengan Indonesia?

Pada kuartal pertama tahun ini, Indonesia masih mencatat pertumbuhan PDB positif sebesar 2,97%. Nilai itu jauh di bawah target yang diharapkan mencapai kisaran 4,5% sampai 4,6%. Selain itu, juga menurun cukup jauh dibandingkan dengan pencapaian kuartal yang sama di tahun sebelumnya sebesar 5,07%.

Meskipun belum ada pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua, namun Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 4% hingga 4,8% di kuartal kedua.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan kontraksi ekonomi Indonesia di kuartal kedua berkisar antara 3,5% hingga 5,1%. Dengan demikian, apakah Indonesia akan jatuh ke jurang resesi? Jawabannya tergantung kepada pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga.

Dalam sebuah konferensi bertajuk "DBS Asian Insights Conference 2020: Navigating a Brave New World" yang diselenggarakan secara online oleh Bank DBS Indonesia pada tanggal 16 Juli 2020, Piter Abdullah, Direktur Riset Core Indonesia mengatakan bahwa kontraksi ekonomi Indonesia diperkirakan paling dalam di kuartal kedua sebagai dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai sejak awal April.

Dengan dimulainya transisi dari PSBB ke era "adaptasi kebiasaan baru" pada saat ini, diperkirakan kondisi ekonomi akan perlahan-lahan membaik meskipun belum kembali ke kondisi normal. Core Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia akan membaik di kuartal ketiga dan kuartal keempat namun belum mencapai angka positif.

Jika prediksi Core Indonesia menjadi nyata, maka Indonesia harus kuat mengatakan bahwa saat ini resesi sudah di depan mata. Apakah ini sesuatu yang menakutkan? Tentu tidak! Seperti kata Pieter Abdullah, resesi bukanlah hal yang luar biasa. Resesi adalah sebuah kenormalan baru di tengah wabah Covid-19. Hampir semua negara di dunia mengalaminya. Yang penting sektor usaha dan sektor keuangan tetap dijaga agar mampu bertahan dan dapat pulih dengan cepat setelah wabah berlalu.   

Industri Mengalami Penurunan Permintaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun