Mohon tunggu...
Anna Armeini Rangkuti
Anna Armeini Rangkuti Mohon Tunggu... -

Membersamai anak-anakku yang semakin berkembang, menakjubkan...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Konsistensi antara Ucapan dan Perbuatan

27 Mei 2012   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengalami kejadian ini beberapa bulan yang lalu saat baru saja mencoba menyetir sendiri, setelah ikut kursus setir mobil selama sekitar 1 minggu, dan latihan sendiri selama beberapa minggu.

Suatu pekan, suamiku sedang dinas ke luar kota. Itu artinya setiap pagi aku harus mengantar tiga dari empat anakku yang bersekolah di tempat yang sama. Mobil ada, motor juga ada. Kalau pakai motor maka aku harus bolak balik dua kali ke sekolah karena tidak mungkin membonceng tiga anakku sekaligus. Akhirnya, aku memberanikan diri mengendarai mobil saja untuk ritual mengantar anak-anak ini.

Pada tiga hari pertama , aku selalu mencari jalan yang bebas tanjakan (mksudnya jalan yang rata gitu..hehe..), walaupun jaraknya menjadi semakin jauh. Namanya juga sopir pemula, meskipun ada jalan memotong yang lebih pendek jaraknya, aku tetap memilih jalur yang ‘normal’ dan rata itu saja.
Nah, pada hari keempat, Rais (anakku yang paling besar) ngomong begini: "umi harus mencoba jalan motong yang ada tanjakannya itu, kan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin"..

Nah lho, aku jadi serba salah. Bukankah itu nasihatku padanya di beberapa kesempatan yang saat ini dia kutip langsung?.. Alamaakk..
Akhirnya, setelah berpikir beberapa saat, aku memutuskan mengikuti nasihatnya karena ini saatnya menunjukkan konsistensiku dalam ucapan dan perbuatan. Walaupun keringat dingin mulai terasa.. Hehehe.. Deg-degan booo..

Alhamdulillah, pada hari keempat itu aku 'berhasil' menunjukkan konsistensi ucapan dan perbuatan, meskipun dengan rasa deg-degan dan keringat dingin. Untungnya kaki tidak ikut gemetaran..hahaha.. Makasih uji nyali-nya ya, nak…

Just share..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun