Mohon tunggu...
Anna
Anna Mohon Tunggu... mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menemukan Diri Sendiri di Dunia yang Terlalu Sibuk

16 Juni 2025   18:45 Diperbarui: 16 Juni 2025   17:51 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menemukan diri sendiri didunia yang terlalu sibuk

Dunia modern menawarkan kecepatan, konektivitas, dan kemudahan yang belum pernah ada sebelumnya. Kita bisa bekerja sambil bepergian, terhubung dengan siapa saja di seluruh dunia, dan mendapatkan informasi dalam hitungan detik. Namun, di tengah kesibukan itu, banyak dari kita justru kehilangan hal paling penting: diri sendiri. Esai ini akan mengulas bagaimana hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari membuat kita terasing dari jati diri, serta bagaimana kita bisa kembali menemukan makna dan keutuhan dalam kehidupan yang nyaris tak pernah berhenti.

Kehidupan yang Didikte Jadwal

Kita bangun dengan alarm, bergegas bekerja, mengejar target, menghadiri rapat, lalu pulang dalam kelelahan. Akhir pekan pun sering dipenuhi aktivitas sosial, belanja, atau proyek pribadi. Jadwal yang padat sering kali membuat kita berjalan otomatis tanpa sempat bertanya: Apa yang sebenarnya saya rasakan? Apa yang sedang saya jalani?

Kecanduan Produktivitas

Budaya modern menjadikan produktivitas sebagai ukuran nilai diri. Banyak orang merasa bersalah ketika tidak "melakukan apa-apa". Padahal, waktu untuk berhenti sejenak sangat penting untuk mengenal dan mendengar suara hati sendiri.

Dunia Digital yang Tak Pernah Tidur

Kehadiran media sosial, notifikasi tanpa henti, dan budaya online 24 jam membuat otak dan hati kita terus "menyala". Kita terhubung dengan dunia luar, tapi sering terputus dari dunia batin. Alih-alih mengenal diri, kita justru lebih mengenal algoritma dan tren terbaru.

Melambat dan Merenung

Langkah pertama untuk menemukan diri adalah berhenti sejenak. Tidak harus pergi ke gunung atau meditasi berjam-jam. Cukup dengan menyediakan waktu 10--15 menit sehari untuk diam, merenung, dan menulis jurnal bisa menjadi awal yang kuat untuk kembali terhubung.

Membedakan Suara Hati dari Suara Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun