Mohon tunggu...
anna fianna nur
anna fianna nur Mohon Tunggu... -

mahasiswa psikologi UIN malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Psikolinguistik

4 November 2014   18:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:42 2720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Psikolinguistik yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu psikologi dan linguistic. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada abad permulaan kedua puluh tatkala psikolog Jerman, Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip psikologis.

Pada awal perkembangannya, psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistic yang berminat pada psikologi dan adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistic. Dilanjutkan dengan adanya kerja sama antar kedua pakar tersebut. Kemudian muncullah pakar psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.

Kebanyakan orang menyebutkan bahwa psikolinguistik lahir sesudah tahun 1954, meskipun sebenarnya psikolinguistik telah dipelajari dan didiskusikan di Jerman sejak abad ke-19, hanya saja dengan istilah yang berbeda. Wundt adalah bapak psikologi eksperimen yang membangun pertamakali laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman pada abad ke-19. Wundt juga yang memperkenalkan Psikologi Bahasa (Psychology Der Sprache) yang materinya tidak jauh berbeda dengan apa yang dibahas dalam psikolinguistik. Psikolinguistik merupakan istilah lain dari Psikologi Bahasa yang muncul setelah Perang Dunia kedua.

Aitchison (1998: 1) mendefinisikan Psikolinguistik sebagai “studi tentang bahasa dan minda”. Harley (2001: 1) menyebutnya sebagai suatu “studi tentang proses-proses mental dalam pemakaian bahasa”. Sementara itu Clark dan Clark (1977: 4) menyatakan bahwa psikologi bahasa berkaitan dengan tiga hal utama: komprehensi, produksi, dan pemerolehan bahasa. Dari definisi-definisi ini dapat disimpulkan bahwa psikolingistik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam mereka berbahasa.

Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama:

a)      Komprehensi, yakni, proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud.

b)      Produksi, yakni, proses-proses mental pada diri kita yang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan.

c)      Landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa.

d)     Pemerolehan bahasa, yakni, bagaimana anak memperoleh bahasa.

Secara etimologi kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologidan linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun, keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materianya yang berbeda, linguistic mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Dengan demikian cara dan tujuannya pun berbeda.

Meskipun cara dan tujuannya berbeda, tetapi banyak juga bagian-bagian objeknya yang dikaji dengan cara yang sama dan dengan tujuan yang sama, tetapi dengan teori yang berlainan. Hasil kajian kedua disiplin ini pun banyak yang sama, meskipun tidak sedikit yang berlainan. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama diantara kedua disiplin ini untuk mengkaji bahsa dan hakikat bahasa. Dengan kerja sama kedua disiplin itu diharapkan akan diperoleh hasil kajian yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia (Slobin, 1974; Meller, 1964; Slama Cazahu, 1973). Maka secara teoretis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu. Dalam prakteknya psikolinguistik mencoba menerapkan pengetahuan linguistik dan psikologi pada masalah-masalah seperti pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan dan kemultibahasaan, penyakit bertutur seperti afasia, gagap dan sebagainya; serta masalah-masalah social lain yang menyangkut bahasa, seperti bahasa dan pendidikan, bahasa dan pembangunan nusa dan bangsa.

Kerja sama antara psikologi dan linguistik setelah beberapa lama berlangsung tampaknya belum cukup untuk dapat menerangkan hakikat bahasa seperti tercermin dalam definisi di atas. Bantuan dari ilmu-ilmu lain sangat diperlukan, seperti neurofisiologi, neurofisiologis, neurolinguistik, dan sebagainya. Maka meskipun digunakan istilah psikolinguistik, bukan berarti hanya kedua bidang ilmu itu saja yang diterapkan, tetapi juga hasil penelitian dari ilmu-ilmu lain pun dimanfaatkan.

Menurut G. kempen (Kempen 1976), bahwa dalam psikolinguistik ada dua komponen yang menjadi objek studinya, yaitu manusia dan bahasa. Psikolinguistik lahir dari perkawinan dua disiplin, yaitu psikologi yang membahas tingkah laku manusia dan linguistic yang membahas bahasa sebagai suatu sistem pola tingkah laku. Perkawinan itu terjadi sejak timbulnya pemikiran-pemikiran tentang bagaimana kemampuan bahasa itu berkembang atau bagaimana seorang anak belajar bahasa. Hal itu dimulai oleh C. E. Osgood pada tahun 1954.

5.      Subdisiplin psikolinguistik

a)      Psikolinguistik teoritis

Membahas teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses-proses mental manusia dalam berbahasa, misalnya dalam rancangan fonetik, rancangan pilihan kata, rancangan sintaksis, rancangan wacana, dan rancangan intonasi.

b)      Psikolinguistik perkembanagan

Berkaitan dengan proses pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama, (B1), maupun pemerolehan bahasa kedua (B2). Subdisiplin ini mengkaji proses pemerolehan fonologi, semantic, dan sintaksis.

c)      Psikolinguistik social

Berkenaan dengan aspek-aspek social bahasa. Bagi suatu masyarakat-bahasa, bahasa itu bukan hanya merupakan suatu gejala dan identitas social saja, tetapi  juga merupakan suatu ikatan batin dan nurani yang sukar ditinggalkan.

d)     Psikolinguistik pendidikan

Mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal disekolah, seperti peranan bahasa dalam pengajaran membaca, pengajaran kemahiran berbahasa, dan pengetahuan mengenai peningkatan kemampuan bahasa dalam proses memperbaiki kemampuan menyampaikan pikiran dan perasaan.

e)      Psikolinguistik-neurologi (neuropsikolinguistik)

Mengkaji hubungan antara bahasa, berbahasa, dan otak manusia.

f)       Psikolinguistik eksperimen

Meliput dan melakukan eksperimen dalam semua kegiatan bahasa dan berbahasa pada suatu pihak dan perilaku berbahasa dan akibat berbahasapada pihak lain.

g)      Psikoinguistik terapan

Berkaitan dengan penerapan dari temuan-temuan enam subdisiplin psikolinguistik diatas kedalam bidang-bidang tertentu yang memerlukannya. Yang termasuk subdisiplin ini ialah psikologi, linguistik, pertuturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, pengajaran membaca neurologi, psikiatri, komunikasi, dan sastra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun