Mohon tunggu...
AN Khusna
AN Khusna Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Berkarya lewat nyala aksara.

Selanjutnya

Tutup

Music

5 Nasyid Kontemplatif sebagai Teman di Kala Pandemi

14 Oktober 2020   22:15 Diperbarui: 14 Oktober 2020   22:27 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Maria Teneva from Unsplash.com

Mendengarkan senandung religi biasanya identik dengan hadirnya bulan Ramadan. Namun, seiring waktu berjalan, nasyid sebagai alternatif musik menjadi salah satu pilihan yang dapat diputar kapan saja. Nasyid dapat kita jadikan teman beraktivitas dalam keseharian yang sarat makna. Di samping itu, syair-syair dalam nasyid mampu menggetarkan sanubari bagi pendengarnya.

Kali pertama saya mendengar senandung nasyid saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Sewaktu mengaji di TPA, salah satu ustazah menuliskan rangkaian syair di papan tulis dan mengajarkannya kepada para santri. Saya turut serta menyimak nasyid tersebut. Hati merasa tenang dan tenteram kala mendengarkannya. 

Adalah nasyid berjudul "Rasulullah" yang dibawakan oleh grup nasyid Hijjaz. Syair-syair dalam nasyid tersebut mengingatkan kembali kepada rangkaian kisah perjalanan kerasulannya. Betapa kuat dan tabah beliau, menempuh perjalanan dakwah yang penuh halang rintang, bahkan taruhannya adalah nyawa. 

Di awal dahulu, kebanyakan grup nasyid yang saya dengarkan berasal dari Negeri Jiran. Di antaranya ada Raihan, Brothers, Hijjaz, dan Saujana. 

Secara bahasa, memang tidak terlalu kentara perbedaannya. Karena masih dalam satu rumpun bahasa Melayu. Namun demikian, di Indonesia sendiri juga telah banyak bermunculan grup nasyid yang karya-karyanya patut kita apresiasi. Seperti Edcoustic, Snada, Sigma, Maidany, Hawari, Justice Voice, Izzatul Islam, dan masih banyak lagi.

Bagi saya, nasyid-nasyid lawas masih menjadi primadona untuk saya dengarkan sebagai backsound saat tengah menyelesaikan pekerjaan rumah. Ada nasyid yang bertemakan perjuangan, kisah para Nabi dan Rasul, persahabatan, dan lain-lain. Tidak jarang saya temui, nasyid yang membawa pada serangkaian perenungan pada kehidupan di dunia ini.

Nah, berikut ini ada tiga nasyid kontemplatif versi saya, yang bisa dijadikan 'teman' merenung di  kala pandemi yang belum juga menemukan titik akhirnya.

1. Demi Masa - Raihan

Raihan merupakan salah satu grup nasyid kawakan yang berasal dari Malaysia. Mulai dikenal di khalayak semenjak tahun 1996. Lewat nasyid yang mereka bawakan, anak-anak hingga orang dewasa sudah tidak asing lagi dengan macam-macam nasyid yang disenandungkan. Tidak hanya di lingkup Malaysia dan Indonesia saja, bahkan terkenal sampai di wilayah Asia Tenggara.

Tahun 2001, Raihan mengeluarkan album ketujuh yang bertajuk "Demi Masa". Sementara judul nasyid tersebut merupakan cerminan dari surah ke 103 dalam Alquran yakni surah Al-Ashr. 

Terdapat nasihat dalam syair nasyid tersebut, untuk senantiasa mengerjakan amalan-amalan saleh agar tidak masuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi. 

Di samping itu, sebagai sesama manusia ada kewajiban untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kebenaran. Jatah hidup di dunia hanya Allah yang Mahatahu. Oleh karena itu, kita mesti bisa memanfaatkan waktu di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Karena kelak, pertanggungjawaban itu akan dipertanyakan, ditimbang, dan diganjar.


Ingat lima perkara sebelum lima perkara

Sihat sebelum sakit

Muda sebelum tua

Kaya sebelum miskin

Lapang sebelum sempit

Hidup sebelum mati

 

2. Muhasabah Cinta - EdCoustic

EdCoustic merupakan grup nasyid yang berasal dari Bandung. Dua personil dari grup tersebut adalah Deden Supriyadi (Alm) di bagian vokal dan Eggie Gusthaman sebagai gitaris. Nasyid berjudul "Muhasabah Cinta" merupakan salah satu kumpulan dari album bertajuk "Sepotong Episode", yang mana dirilis sejak tahun 2008. 

Muhasabah yang berarti serangkaian upaya untuk melakukan introspeksi diri atas setiap dimensi keburukan dan kebaikan yang terdapat dalam diri. Pada syair Muhasabah Cinta, kita diajak untuk kembali merenungi atas segala nikmat dan karunia yang telah Tuhan berikan. Tidak terhitung nikmat itu, sampai kadang kita malah dibuat lalai dan menganggap enteng perkara nikmat.

Seperti ungkapan, ada dua nikmat yang manusia sering lalai terhadapnya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. 

Hingga suatu ketika, nikmat itu ditarik sementara oleh Yang Maha Kuasa, barulah diri kita sadar, betapa pentingnya nikmat sehat itu menyertai di setiap aktivitas harian kita. Semoga di masa-masa pandemi Covid-19 ini, kita masih mempunyai 'alarm' hati dan pikiran untuk tetap bisa menjaga kesehatan dan mempergunakan waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat.


Tuhan, baru kusadar

Indah nikmat sehat itu

Tak pandai aku bersyukur

Kini 'ku harapkan cintaMu

 

3. Senandung Ukhuwah-SIGMA

Grup nasyid SIGMA berasal dari Kota Dumai, Riau. SIGMA merupakan akronim dari Senandung Islam Gapai Maghfirah Allah. Sementara, jika ditelisik dari filosofi simbol dalam ilmu matematika, mengisyaratkan untuk menjumlah dan melangkah bersama dengan karakter berbeda, suku, asal, berpadu menjadi satu cita untuk menyiarkan seni Islam. SIGMA pernah menang penghargaan lewat ajang Indonesia Nasyid Award tahun 2016.

Salah satu karya  yang dipublikasikan oleh grup nasyid SIGMA berjudul "Senandung Ukhuwah". Nasyid tersebut menceritakan tentang ukhuwah persahabatan karena keimanan. Berbagai tantangan telah mereka hadapi bersama. Namun, memang, setiap ada pertemuan, ada pula perpisahan. Itu semua terjadi karena kuasa dari Allah semata. Meski demikian, ukhuwah yang telah terjalin tidak akan terputus begitu saja. Lewat lantunan doa yang terpanjat kepada Sang Rahman, semoga ukhuwah tersebut akan tetap langgeng sampai kelak ke surgaNya. Insyaallah.


Sahabat tibalah masanya

Bersua pasti ada berpisah

Bila nanti kita jauh berpisah

Jadikan robithoh pengikatnya

Jadikan doa ekspresi rindu

Semoga kita bersua di surga

4. Doaku-Ali Sastra

Nasyid berjudul "Doaku" dibawakan oleh seorang munsyid bernama Ali Sastra. Syair nasyid tersebut berisi tentang permintaan seorang hamba agar dipilihkan jalan yang terbaik dalam mengarungi kehidupan. Ada tiga pinta dalam doa, yaitu berbuat yang terbaik selama hidup, Tuhan 'kan terima semua amal ibadah, dan permohonan agar kelak dapat masuk ke dalam surgaNya.

Mohon dengarkan Aku malam ini

Untuk ringankan langkah kaki dengarkanlah

Doaku semoga aku tak terlambat

Memberi yang terbaik dari hidupku

Semoga kau terima semua ibadahku

Masukkanlah diriku untuk kekal di SurgaMu

 

5. Petuah Hati-Jamus Kalimasada

Jamus Kalimasada merupakan grup nasyid yang berasal dari Jogjakarta. Ada sentuhan etnik pada nasyid "Petuah Hati" yaitu suara gamelan sebagai salah satu instrumen pengiring syairnya. Pada syair nasyid tersebut memberikan serangkaian pesan bahwa, setiap lelah dan duka yang menggelayut dalam diri tidak perlu disimpan berlama-lama. 

Lekas beranjak dari kesedihan, sembari menyaksikan dengan seksama setiap peristiwa yang ada di sekitar tempat tinggal. Seperti kicau beburungan, luasnya langit, luasnya samudra. Kita mesti percaya sepenuh hati, ada Dzat Yang Maha Segala Maha, yang 'kan selalu melindungi kita.


Coba lihat dan renungkan

Langit garis tangannya

Hamparan samudra

Betapa indahnya

Percayalah

Kau dalam lindungan cinta

Maha segala Maha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun