Mohon tunggu...
anjasni muarti
anjasni muarti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu ada malam setelah siang

Kemandirian mesti diperjuangkan dalam Kesetaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akhirnya PKS Ditinggal Gerindra?

26 Juni 2019   14:06 Diperbarui: 26 Juni 2019   14:33 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: garudayaksa.com

Pertemuan antara Jusuf Kalla sebagai Penasehat Tim TKN Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Subianto ternyata membawa keberuntungan politik bagi Gerindra. Rumor yang beredar bahwa Gerindra mendapatkan komposisi 2-1-2. Dimana 2 untuk jatah menteri nantinya di kabinet Indonesia kerja (KIK) Jokowi-Ma'ruf periode 2019-2014.

Sedangkan satu untuk Ketua MPR RI dan dua untuk dewan pertimbangan presiden (Watimpres). Sinyal ini diperkuat oleh tawaran Asrul Sani selaku Tim TKN Jokowi Ma'ruf belum lama ini. Dimana Koalisi KIK lebih senang menawarkan kepada Gerindra untuk bergabung dan sama-sama memperkuat pemerintahan dibawah Presiden Jokowi.

Setali tiga uang, Faldo Maldini juga menguatkan rumor ini. Wakil Sekretaris PAN pada akun youtubnya tidak menampik bahwa Gerindra tidak kuat lagi berada dalam oposisi. Hal ini membuat politisi Gerindra menjawab dengan berbagai dalih dan argumen bahwa itu hanya tidak benar adanya.

Sedangkan beberapa partai koalisi diantaranya Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo tidak mempersoalkan wacana partai Gerindra pendukung Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga gabung ke koalisi Jokowi - Maruf Amin. Lebih lanjut Hary Tanoe mengatakan jika Partai Gerindra merapat, maka Koalisi Jokowi - Ma'ruf akan semakin kuat di parlemen.

Di akhir bulan Mei Moeldoko selaku  Kepala Staf Kepresidenan menganggap sangat mungkin jika Partai Gerindra akan bergabung dalam koalisi Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, menurutnya, di dalam dunia politik tidak ada yang tidak mungkin. Hal ini disampaikan Moeldoko saat berada di Kompleks Istana Kepresidenan di hari Jumat, (31/5/2019)

Bagaimana dengan PKS? Apakah ia akan diajak oleh Gerindra untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja? Sepertinya tidak. Hal ini terlihat dari pernyataan beberapa petinggi TKN maupun BPN yang tidak pernah mengajak PKS untuk bergabung dan hanya Gerindra yang diajak dan memiliki upaya untuk bergabung.

Apalagi ada pernyataan Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman beberapa dari parpol pengusung calon Presiden meningkat suaranya lantaran efek ekor jas (coattail effect) dari kader-kader mereka yang mencalonkan diri di Pilpres 2019. Namun, tidak demikian dengan PKS. Pernyataan ini disampaikan pada acara Tasyakuran Milad ke-21 dan Halal bi Halal PKS hari minggu tanggal 23 Juni 2019.

Berikut pernyataan Mohammad Sohibul Iman "Melihat-lihat lima partai yang mengalami kenaikan suara, tiga partai bisa dikatakan kenaikannya dikarenakan ada coattail effect dari (pemilihan) presiden (PDIP, PKB dan Gerindra)," dilansir dari inews.id.

Lebih lanjut, Mohammad Sohibul Iman selaku Ketua Umum PKS saat ini menyatakan bahwa kenaikan suara PKS dalam pemilu 2019 tidak ada pengaruh dan sangkut pautnya dengan Prabowo sebagai Capres yang diusung oleh PKS. Dimana Sohibul Iman menyatakan PKS perolehan suara yang meningkat bentuk anamoli politik di Indonesia. Berikut pernyataan Sohibul Iman.

"Lah terus PKS karena apa naiknya? Orang bingung. Duit juga gak punya kok PKS. Ini agak sulit dianalisis. Dan memang PKS selalu menjadi anomali di dalam perpolitikan nasional kita. Bahkan juga pakar-pakar internasional masih kesulitan mencari tahu sebab-sebab kenaikan PKS,"

Mempelajari indikasi dan rumor yang beredar. Nyata bahwa PKS tidak mendapatkan apa-apa dari mengusung Prabowo-Sandi. Dan hal ini pun dibalas oleh Gerindra dengan meninggalkan PKS menjadi oposisi secara jelas dan gamblang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun