Oleh Veeramalla Anjaiah
Ketua Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) V. Narayanan mengatakan pada tanggal 22 Agustus bahwa badan antariksa itu sedang dalam proses membangun roket terberat yang pernah ada, dan menamakannya Lunar Module Launch Vehicle (LMLV), lapor surat kabar Indian Express.
Ia juga mengatakan LMLV akan siap di tahun 2035 dan akan digunakan untuk misi bulan, termasuk misi manusia pertama ke Bulan, yang direncanakan pada tahun 2040.
Roket baru tersebut akan mampu membawa sekitar 27 ton ke Bulan dan 80 ton ke orbit Bumi rendah, yang berjarak antara 200 dan 2.000 km dari permukaan planet.
Roket terberat India sedang dikembangkan oleh ISRO. Roket ini terutama ditujukan untuk eksplorasi bulan, termasuk misi manusia pertama India ke Bulan pada tahun 2040, lapor situs web civilsdaiy.com.
Sejarah kendaraan peluncur
India telah memikirkan roket bahkan sebelum ISRO didirikan. Pada 21 November 1963, India meluncurkan "roket penguji" Nike Apache milik AS dari Thumba, dekat Thiruvananthapuram. Roket tersebut dibawa ke lokasi peluncuran dengan gerobak sapi. Roket penguji adalah roket suborbital yang membawa eksperimen ke atmosfer atas Bumi. Roket ini tidak mampu keluar dari gravitasi planet atau mencapai luar angkasa.
Kendaraan peluncur India pertama yang tiba di sana adalah SLV-3 pada tahun 1980. Misi tersebut dipimpin oleh ilmuwan roket ternama APJ Abdul Kalam, yang bergabung dengan ISRO di tahun 1969, dan bertanggung jawab atas perancangan, pengembangan dan peluncuran kendaraan tersebut. Namun, keberhasilan tersebut tidak datang begitu saja, karena upaya pertama untuk mengirim SLV-3 ke luar angkasa pada tanggal 10 Agustus 1979 gagal. Kemudian, Kalam menjadi presiden India.
Ilmuwan Ramabhadran Aravamudan dalam bukunya, ISRO: A Personal History, menulis tentang insiden tersebut sebagai berikut: "Terbakarnya tahap pertama tampak normal. Saya memperhatikan Kalam untuk mencari tanda. Apakah roket itu berfungsi dengan baik? Setelah beberapa saat, saya melihat ekspresi kosong dan kaku di wajahnya, diikuti oleh kekecewaan. Ia berbalik dan memberi isyarat jempol ke bawah. Ada yang tidak beres."
SLV-3 kehilangan kendali dan jatuh ke Teluk Benggala pada jarak 560 km dari pantai, sekitar lima menit setelah lepas landas dari landasan peluncuran Sriharikota.
Menurut Indian Express, Kalam dan timnya segera belajar dari kesalahan tersebut. Upaya peluncuran kedua dijadwalkan setahun kemudian, tepatnya pada 18 Juli 1980. Ketegangan sempat terjadi karena Sanjay Gandhi, putra Perdana Menteri, meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat sekitar tiga minggu sebelumnya.