Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Klaim Ilegal atas Laut Natuna Utara, Apa yang Bisa Dilakukan Indonesia terhadap China?

14 Januari 2022   13:31 Diperbarui: 19 Januari 2022   01:51 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehadiran kapal penjaga pantai dan kapal pencari ikan China di ZEE Indonesia di perairan Natuna utara membuat hubungan kedua negara kembali menegang.(ANTARA FOTO via KOMPAS.com)

Kapal nelayan China, dikawal oleh Penjaga Pantai dan Angkatan Laut China, telah mencuri ikan dari perairan negara-negara tersebut. China telah mengancam dan mengisyaratkan Vietnam, Malaysia, Indonesia dan Filipina untuk menghentikan aktivitas mereka di ZEE mereka sendiri.

Baru-baru ini, Indonesia keluar dengan langkah revolusioner untuk menghadapi China.

Badan Keamanan Maritim Indonesia (Bakamla) yang setara dengan penjaga pantai telah mengundang kepala penjaga pantai Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam dan Singapura ke Jakarta untuk pertemuan pada bulan Februari 2022 untuk membahas bagaimana menanggapi agresivitas China.

Seperti Indonesia, Singapura, sekutu dekat AS, bukanlah negara penuntut di LCS.

Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan bahwa tujuan utama pertemuan itu adalah "untuk berbagi pengalaman dan menumbuhkan persaudaraan" di antara negara-negara ini.

Aan mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa akan sangat penting "untuk menghadirkan pendekatan terkoordinasi" dalam hal-hal yang berkaitan dengan ketegangan di LCS dan "bagaimana merespons di lapangan ketika kita menghadapi gangguan yang sama". 

Seperti Retno, Aan tidak menyebut nama China.

Langkah Indonesia mendapat apresiasi dari banyak kalangan.

"Ada baiknya juga bagi Indonesia [melalui Bakamla] untuk menjelaskan maksud Indonesia agar orang lain dapat memahami dan mengikutinya," Satya Pratama, mantan eksekutif Bakamla, mengatakan kepada BeritaBenar baru-baru ini.

Dengan pandangan serupa, seorang ahli dari Malaysia menggambarkan langkah Indonesia sebagai langkah yang berani

"Saya pikir apa yang orang Indonesia usulkan sangat menarik dan berani. Setidaknya mereka mencoba sesuatu," kata Thomas Daniel, seorang rekan senior di Institut Studi Strategis dan Internasional (ISIS) Malaysia, kepada BeritaBenar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun