Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Para Pemimpin Polisario Mencuri Bantuan Kemanusiaan yang Diitujukan untuk Pengungsi Sahrawi: Kata OLAF, Para Aktivis

17 Februari 2021   07:39 Diperbarui: 17 Februari 2021   07:53 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamp-kamp pengungsi Sahrawi di kota Tindouf, Aljazair. | Sumber: www.moroccoworldnews.com

OLAF juga melaporkan, para tahanan di Tindouf bekerja dalam proyek konstruksi yang didanai oleh organisasi bantuan.

Bjorn Hultin, wakil presiden dari LSM yang berbasis di Brussels Comit Europen de Soutien au Plan D'autonomie au Sahara Occidental (CESPASO), mengecam Polisario karena menggelapkan bantuan kemanusiaan.

"Mengenai pengalihan bantuan kemanusiaan Eropa baru-baru ini yang dijual di Mauritania didukung dengan foto bendera Eropa yang jelas dan tajam serta laporan saksi mata, saya dapat memastikan bahwa ini bukan yang pertama kali. Saya mengikuti dengan perhatian dan keheranan sebagai konsultan Parlemen Eropa, protes yang muncul di parlemen oleh laporan OLAF yang dipublikasikan pada tahun 2015," kata Hultin kepada EUToday.

"Laporan ini dengan jelas menyatakan bahwa para pemimpin Polisario secara sistematis dan metodis mengadopsi penyalahgunaan bantuan kemanusiaan dan mengumpulkan kekayaan yang sangat besar dan mereka semua memiliki rumah mewah di Spanyol. Sungguh tragis untuk kaya di belakang penderitaan populasi yang terasing."

Beberapa aktivis internasional juga menuntut Komisi Eropa untuk mengambil tindakan agar bantuan kemanusiaan harus menjangkau pengungsi yang sebenarnya. Mereka memberikan komentar mereka dalam rekaman video yang diposting di YouTube.

Wilson Lalengke dari Indonesia, seorang penulis dan jurnalis, memberikan komentarnya dalam sebuah video bersama dengan orang lain.

"Ribuan orang dieksploitasi di kamp-kamp [pengungsi] untuk memberikan Polisario, sebuah kelompok separatis, hak untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan," kata Wilson.

Untuk melihat komentar Wilson dan beberapa aktivis lainnya, akademisi dan jurnalis dari berbagai negara dapat dilihat pada tautan video-video berikut: [1] [2] [3]

Dalam sebuah ungkapan yang mengejutkan, seorang mantan penghuni kamp pengungsian Tindouf selama 40 tahun mengatakan bahwa hanya kurang dari 20 persen penduduk di kamp pengungsi tersebut yang berasal dari Sahara Barat dan sisanya adalah pengungsi atau pendatang dari negara Afrika lainnya.

"Kurang dari 20 persen penduduk kamp Tindouf berasal dari Layoune, Es-smara atau Boujdour. Selebihnya adalah Tuareg dan warga negara tetangga seperti Mauritania, Mali, Niger dan Chad," Hamada El Bihi, mantan penduduk di Kamp pengungsian Tindouf yang kini tinggal di Sahara Maroko, mengatakan kepada kantor berita MAP Maroko baru-baru ini.

Mungkin  inilah alasan mengapa Polisario dan Aljazair tidak bersedia untuk mengizinkan PBB melakukan sensus transparan di Tindouf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun